Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Persiapan Libur Nataru: Hindari Pecah Ban dan Aquaplaning di Jalan Tol

21 Desember 2024   05:23 Diperbarui: 22 Desember 2024   11:22 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hindari ban pecah dan Aquaplaning di jalan tol. (Sumber foto: Jandris_Sky)

Pentingnya memeriksa tekanan angin ban di rest area.

Mengemudi di jalan tol menawarkan kecepatan dan efisiensi, tetapi juga menghadirkan risiko tertentu. 

Dua masalah utama yang sering dihadapi pengemudi adalah pecah ban dan aquaplaning, keduanya dapat menimbulkan kecelakaan fatal. 

Salah satu cara sederhana namun efektif untuk mengurangi risiko ini adalah dengan memeriksa tekanan angin ban secara rutin, terutama saat beristirahat di rest area.

Pecah Ban: Bahaya Mengintai di Jalan Tol

Pecah ban sering kali terjadi akibat tekanan angin yang tidak sesuai, baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi. 

Ban yang kurang angin akan menyebabkan gesekan berlebih dengan permukaan jalan, sehingga meningkatkan panas pada ban. 

Periksa ban kendaraan dan pastikan tekanan angin yang stabil guna menghindari pecahnya ban. (Sumber foto: Jandris_Sky)
Periksa ban kendaraan dan pastikan tekanan angin yang stabil guna menghindari pecahnya ban. (Sumber foto: Jandris_Sky)

Akibatnya, struktur ban melemah dan rentan pecah, terutama pada kecepatan tinggi di jalan tol. 

Baca juga: Maxim

Sebaliknya, tekanan angin yang terlalu tinggi dapat membuat ban kehilangan fleksibilitas, sehingga lebih mudah rusak ketika melewati lubang atau benda tajam.

Aquaplaning terjadi ketika ban kendaraan kehilangan kontak dengan permukaan jalan tol akibat lapisan air. (Sumber foto: Jandris_Sky)
Aquaplaning terjadi ketika ban kendaraan kehilangan kontak dengan permukaan jalan tol akibat lapisan air. (Sumber foto: Jandris_Sky)

Jalan tol, dengan kecepatan kendaraan yang tinggi, memperbesar dampak dari pecah ban. 

Ketika ban pecah, pengemudi sering kehilangan kendali, yang dapat menyebabkan tabrakan beruntun.

Dalam banyak kasus, insiden ini berakhir fatal, tidak hanya bagi pengemudi tetapi juga pengguna jalan lainnya. 

Oleh karena itu, memastikan tekanan angin ban yang sesuai menjadi langkah preventif yang sangat penting.

Aquaplaning: Ancaman di Musim Hujan

Aquaplaning terjadi ketika ban kendaraan kehilangan kontak dengan permukaan jalan akibat lapisan air. 

Fenomena ini biasanya terjadi saat hujan deras, terutama jika ban tidak memiliki alur yang cukup dalam untuk mengalirkan air. 

Ban yang kurang tekanan angin memperburuk situasi ini karena permukaan ban tidak dapat mendistribusikan beban secara merata, sehingga mudah tergelincir di atas air.

Efek aquaplaning adalah hilangnya kontrol kemudi, pengereman, dan akselerasi. 

Kendaraan bisa tergelincir tanpa kendali, yang sangat berbahaya di jalan tol. 

Dengan kecepatan tinggi dan lalu lintas padat, risiko kecelakaan menjadi lebih besar. 

Menjaga tekanan angin ban yang optimal adalah langkah sederhana untuk mengurangi risiko ini, karena ban yang sesuai tekanan lebih mampu menjaga kontak dengan permukaan jalan.

Rest Area: Kesempatan untuk Cek Tekanan Ban

Rest area di jalan tol menyediakan fasilitas yang ideal untuk memeriksa kondisi kendaraan, termasuk tekanan angin ban. 

Banyak rest area kini dilengkapi dengan alat pengukur tekanan angin otomatis yang mudah digunakan. 

Pemeriksaan ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit tetapi dapat memberikan perlindungan besar bagi pengemudi dan penumpang.

Pengemudi harus mengetahui tekanan angin ban yang direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan, biasanya tercantum di pintu pengemudi atau buku manual. 

Periksa tekanan angin ban saat ban dalam keadaan dingin, karena panas dari perjalanan dapat meningkatkan tekanan sementara. 

Jika ditemukan tekanan yang tidak sesuai, tambahkan atau kurangi angin sesuai kebutuhan.

Selain memeriksa tekanan, pengemudi juga disarankan untuk memeriksa kondisi fisik ban. 

Pastikan tidak ada retakan, benjolan, atau benda tajam yang menempel pada permukaan ban. 

Jika ditemukan kerusakan, segera lakukan penggantian untuk menghindari risiko di perjalanan.

Kebiasaan Baik untuk Keselamatan

Memeriksa tekanan angin ban secara rutin bukan hanya soal kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga investasi dalam keselamatan. 

Langkah sederhana ini dapat mengurangi risiko kecelakaan akibat pecah ban atau aquaplaning, sekaligus meningkatkan efisiensi bahan bakar. 

Ban dengan tekanan angin yang tepat memiliki resistensi gulir yang lebih rendah, sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang.

Pengemudi juga perlu mengadopsi gaya mengemudi yang aman, seperti menjaga kecepatan yang sesuai, menghindari pengereman mendadak, dan menjaga jarak aman dengan kendaraan lain. 

Kombinasi antara perawatan kendaraan dan kebiasaan mengemudi yang baik akan menciptakan perjalanan yang lebih aman dan nyaman.

Menghindari pecah ban dan aquaplaning di jalan tol adalah tanggung jawab setiap pengemudi. 

Dengan memanfaatkan fasilitas di rest area untuk memeriksa tekanan angin ban, pengemudi dapat mengurangi risiko kecelakaan yang sering kali berakibat fatal. 

Langkah ini sederhana, cepat, dan berdampak besar bagi keselamatan di jalan raya.

Memastikan ban dalam kondisi optimal bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga untuk menjaga keselamatan semua pengguna jalan. 

Jadikan kebiasaan memeriksa tekanan angin ban sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan Anda, karena keselamatan adalah prioritas utama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun