Jadi peneliti harus menghadapi berbagai prosedur administratif yang memakan waktu, mulai dari persetujuan proposal hingga pencairan dana.Â
Bahkan, setelah pendanaan disetujui, keterlambatan pencairan anggaran akibat penyusunan surat keputusan pejabat sering kali menghambat keberlangsungan penelitian.
Tantangan lainnya adalah kurangnya fasilitas penelitian yang memadai dan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.Â
Banyak laboratorium dan alat penelitian di Indonesia sudah usang dan tidak mampu mendukung penelitian berbasis teknologi modern.Â
Di sisi lain, pelaporan hasil riset yang lebih berorientasi administratif daripada substansi penelitian juga menjadi beban tambahan bagi para peneliti.
Peluang Untuk Perbaikan.
Meskipun tantangan tersebut cukup kompleks, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperbaiki ekosistem risetnya.Â
Salah satu langkah strategis adalah meningkatkan alokasi anggaran riset secara bertahap agar mendekati standar internasional.Â
Pemerintah juga perlu menyederhanakan proses birokrasi dengan mengadopsi sistem digital yang transparan dan efisien.
Selain itu, kolaborasi antara sektor pemerintah, swasta, dan akademisi dapat menjadi solusi jangka panjang.Â
Sektor swasta, misalnya, dapat berkontribusi melalui pendanaan penelitian atau pengembangan inkubator inovasi.Â
Kolaborasi ini tidak hanya mengurangi beban pemerintah tetapi juga membuka peluang untuk mengaplikasikan hasil riset secara praktis.