Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengurai Tantangan, Merajut Peluang: Membangun Ekosistem Riset Berkualitas di Indonesia

9 Desember 2024   13:22 Diperbarui: 9 Desember 2024   13:39 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penelitian mahasiswa mengenai kuat arus listrik yang mengalir pada sistem panel dan eksperimen untuk menguji teori hukum Ohm. (dokumen: Jandris_Sky)

Mengurai Tantangan, Merajut Peluang: Membangun Ekosistem Riset Berkualitas di Indonesia

Riset merupakan fondasi penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi suatu bangsa. 

Sayangnya, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam menciptakan ekosistem riset yang berkualitas dan berdaya saing global. 

Rendahnya anggaran, birokrasi yang rumit, serta keterbatasan sumber daya manusia dan fasilitas menjadi penghambat utama. 

Penelitian mahasiswa mengenai Optik., sensor optik, serat optik, laser, dan elektro-optik.  (dokumen: Jandris_Sky)
Penelitian mahasiswa mengenai Optik., sensor optik, serat optik, laser, dan elektro-optik.  (dokumen: Jandris_Sky)

Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang besar untuk menciptakan perubahan positif yang dapat mengangkat kualitas riset di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

Tantangan Ekosistem Riset.

Salah satu tantangan utama adalah minimnya alokasi anggaran untuk riset. 

Dalam 10 tahun terakhir, rasio anggaran riset terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya berkisar 0,2 hingga 0,3 persen, jauh di bawah negara-negara tetangga seperti China (2,08 persen), Singapura (1,98 persen), dan Malaysia (1,15 persen). 

Kondisi ini menunjukkan bahwa investasi Indonesia dalam bidang penelitian masih tertinggal, sehingga sulit bersaing di kancah internasional.

Dosen memberikan bimbingan dan konsultasi kepada mahasiswa dalam proposal penelitian Fisika terapan. (dokumen: Jandris_Sky)
Dosen memberikan bimbingan dan konsultasi kepada mahasiswa dalam proposal penelitian Fisika terapan. (dokumen: Jandris_Sky)

Proses pengajuan proposal dan pencairan dana riset di Indonesia sering kali diwarnai birokrasi yang rumit. 

Jadi peneliti harus menghadapi berbagai prosedur administratif yang memakan waktu, mulai dari persetujuan proposal hingga pencairan dana. 

Bahkan, setelah pendanaan disetujui, keterlambatan pencairan anggaran akibat penyusunan surat keputusan pejabat sering kali menghambat keberlangsungan penelitian.

Tantangan lainnya adalah kurangnya fasilitas penelitian yang memadai dan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. 

Kurangnya fasilitas penelitian yang memadai dalam laboratorium Fisika terapan. (dokumen: Jandris_Sky)
Kurangnya fasilitas penelitian yang memadai dalam laboratorium Fisika terapan. (dokumen: Jandris_Sky)


Banyak laboratorium dan alat penelitian di Indonesia sudah usang dan tidak mampu mendukung penelitian berbasis teknologi modern. 

Di sisi lain, pelaporan hasil riset yang lebih berorientasi administratif daripada substansi penelitian juga menjadi beban tambahan bagi para peneliti.

Peluang Untuk Perbaikan.

Meskipun tantangan tersebut cukup kompleks, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperbaiki ekosistem risetnya. 

Salah satu langkah strategis adalah meningkatkan alokasi anggaran riset secara bertahap agar mendekati standar internasional. 

Pemerintah juga perlu menyederhanakan proses birokrasi dengan mengadopsi sistem digital yang transparan dan efisien.

Selain itu, kolaborasi antara sektor pemerintah, swasta, dan akademisi dapat menjadi solusi jangka panjang. 

Sektor swasta, misalnya, dapat berkontribusi melalui pendanaan penelitian atau pengembangan inkubator inovasi. 

Kolaborasi ini tidak hanya mengurangi beban pemerintah tetapi juga membuka peluang untuk mengaplikasikan hasil riset secara praktis.

Peningkatan Kompetensi SDM Juga Menjadi Kunci Penting. 

Pelatihan dan program pengembangan karier bagi peneliti muda perlu diperkuat agar mereka dapat bersaing di tingkat global. 

Penelitian mahasiswa dalam pengaruh panjang kawat konstan dan nikrom terhadap besar resistensi konversi. (dokumen: Jandris_Sky)
Penelitian mahasiswa dalam pengaruh panjang kawat konstan dan nikrom terhadap besar resistensi konversi. (dokumen: Jandris_Sky)

Pemerintah dan institusi riset juga harus mengutamakan pembaruan fasilitas penelitian agar mampu mendukung riset berbasis teknologi tinggi.

Menyongsong Masa Depan Riset Indonesia.

Untuk menciptakan ekosistem riset yang berkualitas, diperlukan perubahan paradigma yang lebih progresif. 

Riset tidak boleh lagi dipandang sebagai aktivitas yang terpisah dari kebutuhan masyarakat. 

Sebaliknya, hasil penelitian harus diarahkan untuk memberikan solusi nyata bagi permasalahan bangsa, seperti ketahanan pangan, kesehatan, energi, dan lingkungan.

Pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada institusi riset yang berhasil menciptakan inovasi berdampak besar. 

Hal ini dapat mendorong semangat kompetisi sehat di kalangan peneliti untuk menghasilkan karya yang relevan dan aplikatif.

Pada akhirnya, pembangunan ekosistem riset yang berkualitas di Indonesia adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. 

Dengan mengurai tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang tersedia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu negara terdepan dalam riset dan inovasi.

Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan reformasi, bukan tidak mungkin ekosistem riset Indonesia akan berkembang menjadi landasan kuat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. 

Mengurai tantangan dan merajut peluang adalah kunci untuk mewujudkan visi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun