Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ancaman Puntung Rokok bagi Ekosistem Laut dan Solusi Berkelanjutan

20 November 2024   00:00 Diperbarui: 20 November 2024   03:45 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Limbah puntung rokok menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut yang sering kali diabaikan. 

Pada awal Februari 2022, Program Lingkungan PBB (UNEP) bersama Sekretariat Konvensi Kerangka Kerja Organisasi Kesehatan Dunia tentang Pengendalian Tembakau (WHO FCTC) meluncurkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak puntung rokok terhadap lingkungan dan kesehatan. 

Limbah puntung rokok tidak hanya mencemari tanah, tetapi juga berakhir di lautan, menciptakan ancaman besar terhadap kehidupan laut.

Setiap tahun, jutaan orang membuang puntung rokok secara sembarangan. WHO melaporkan bahwa dua pertiga puntung rokok yang dibuang berakhir di trotoar, selokan, atau langsung di lautan. 

Limbah ini mengandung cellulose acetate, sejenis plastik yang tidak dapat terurai secara alami. 

Bahkan, puntung rokok menjadi salah satu jenis sampah plastik yang paling banyak ditemukan di dunia, menyumbang hingga 5-9% dari total sampah global. 

Diperkirakan sekitar 4,5 triliun puntung rokok dibuang sembarangan setiap tahun, dengan 40% di antaranya berakhir di lautan.

Puntung rokok memiliki dampak yang merusak bagi ekosistem laut. 

Setiap satu puntung rokok dapat melepaskan ribuan serat mikroplastik dan bahan kimia berbahaya seperti nikotin, logam berat, dan zat beracun lainnya. 

Ketika larut di air laut, bahan-bahan ini mencemari lingkungan, memengaruhi kualitas air, dan mengancam kehidupan organisme laut. 

Penelitian United Nations Development Programme (UNDP) pada 2017 menyebutkan bahwa sekitar 766 juta ton limbah beracun dari puntung rokok mengalir ke laut setiap tahunnya. 

Di Indonesia, Pusat Penelitian Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan bahwa puntung rokok menjadi sampah tertinggi kedelapan di 18 pantai Indonesia pada 2018-2019, menyumbang 6,47% dari total sampah.

Dampak ini tidak hanya membahayakan kehidupan laut, tetapi juga manusia. 

Mikroplastik dari puntung rokok yang masuk ke rantai makanan laut dapat berdampak pada kesehatan manusia. 

Selain itu, bahan kimia dari puntung rokok dapat mencemari sumber air tawar, menjadikannya tidak layak untuk digunakan sehari-hari.

Solusi Berkelanjutan

Mengatasi ancaman puntung rokok terhadap ekosistem laut memerlukan langkah kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan industri. 

Berikut adalah beberapa solusi berkelanjutan yang dapat diterapkan:

1. Peningkatan Kesadaran Publik

Kampanye edukasi tentang bahaya puntung rokok harus diperluas. 

Pemerintah dan organisasi lingkungan dapat menggalakkan program kesadaran di sekolah, komunitas, dan tempat umum untuk mendorong masyarakat membuang puntung rokok dengan benar.

2. Penerapan Kebijakan yang Tegas

Regulasi ketat mengenai pembuangan puntung rokok dapat diterapkan, termasuk denda bagi pelanggar. 

Selain itu, perusahaan tembakau dapat diwajibkan untuk mengambil bagian dalam program pengelolaan limbah produk mereka.

3. Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan

Industri tembakau dapat berinovasi dengan memproduksi filter rokok biodegradable atau tanpa filter untuk mengurangi dampak lingkungan.

4. Fasilitas Pembuangan yang Mudah Diakses

Penyediaan asbak portabel dan tempat pembuangan puntung rokok di tempat umum dapat mengurangi kebiasaan membuang puntung sembarangan.

5. Program Daur Ulang

Inisiatif daur ulang puntung rokok, seperti mengolahnya menjadi bahan bakar atau material konstruksi, dapat diterapkan.

Melalui kombinasi langkah-langkah ini, ancaman puntung rokok terhadap ekosistem laut dapat diminimalkan. 

Dengan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan industri, masa depan lingkungan laut yang lebih bersih dan sehat dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun