Dari segi lingkungan, piring pelepah palem mampu mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai yang sulit terurai.Â
Plastik, yang menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi dunia, membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.Â
Sebaliknya, piring dari pelepah palem hanya memerlukan waktu beberapa bulan untuk kembali menyatu dengan alam.
Peluang Ekonomi Berbasis Lokal
Produksi piring pelepah palem juga membuka peluang ekonomi baru, terutama di daerah penghasil tanaman palem seperti Sumatera dan Kalimantan.Â
Para petani kini dapat menjual pelepah palem yang biasanya hanya dibakar atau dibuang.Â
Di tingkat lokal, ini menciptakan lapangan kerja baru bagi komunitas, mulai dari pengumpulan bahan baku hingga proses pengolahan dan distribusi.
Produk ini pun mulai menembus pasar internasional, terutama di negara-negara maju yang semakin ketat terhadap penggunaan plastik.Â
Hal ini menandakan bahwa inovasi berbasis bahan alami memiliki daya saing tinggi, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara.
Kontribusi terhadap SDGs
Penggunaan piring pelepah palem mendukung langsung beberapa poin SDGs. Pada SDGs ke-12, produk ini mendorong pola produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab dengan mengurangi limbah plastik.Â