Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kalau Penerima Ogah Pulang, LPDP Harus Dianggap Student Loan

10 November 2024   09:59 Diperbarui: 10 November 2024   10:04 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alumni LPDP program profesi Ners dan angkat sumpah tahun 2014. (dok: pribadi)

Meskipun dana LPDP yang diberikan besar, muncul pertanyaan tentang tanggung jawab penerima beasiswa jika mereka memilih tidak pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan studi.

Beasiswa yang diberikan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah menjadi salah satu program pemerintah yang sangat berpengaruh dalam mendukung pendidikan tinggi. 

Beasiswa ini memungkinkan ribuan mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di dalam dan luar negeri, dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. 

Terdapat persoalan yang terus muncul ketika beberapa penerima beasiswa memilih tidak kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi. 

Hal ini menimbulkan perdebatan tentang apakah beasiswa LPDP seharusnya dianggap sebagai "pinjaman mahasiswa" (student loan) yang perlu dikembalikan jika penerima beasiswa memutuskan untuk tidak pulang.

Isu utama dalam perdebatan ini adalah penggunaan dana publik yang dialokasikan untuk LPDP. 

Program beasiswa LPDP memberikan dukungan dana yang bervariasi untuk setiap mahasiswa, tergantung pada negara tempat studi, jenis penelitian, serta aktivitas akademik lainnya. 

Berikut ini adalah rincian alokasi dana LPDP berdasarkan kategori yang umum diberikan:

1. Uang Saku Mahasiswa

Besaran uang saku LPDP yang diberikan per mahasiswa disesuaikan dengan lokasi studi. Misalnya:

Di Afrika Selatan, uang saku untuk mahasiswa adalah sebesar USD 800 atau sekitar Rp 12,5 juta per bulan.

Di kota-kota dengan biaya hidup tinggi seperti Boston, New York, dan Stanford, uang saku yang diberikan mencapai USD 2.500 atau sekitar Rp 39 juta per bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun