Selain itu, pemerintah memberikan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk mendukung kegiatan hilirisasi.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah dan memperkuat pasar domestik.Â
Selain itu, langkah ini juga mendorong adanya diversifikasi produk yang memungkinkan sektor minerba menjadi lebih tangguh dan adaptif terhadap perubahan global.
3. Dampak Ekonomi dari Hilirisasi Minerba
Hilirisasi minerba yang efektif akan membawa dampak signifikan bagi ekonomi nasional.Â
Selain menciptakan lapangan pekerjaan di sektor pengolahan, hilirisasi juga dapat meningkatkan pendapatan negara melalui pajak dan royalti yang lebih tinggi.Â
Misalnya, nikel yang diolah menjadi stainless steel atau komponen baterai memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nikel mentah yang diekspor begitu saja.
Data dari ESDM juga menunjukkan peningkatan produksi dalam negeri yang cukup signifikan.Â
Pada tahun 2024, produksi batubara dalam negeri mencapai 541,18 juta metrik ton, di mana 241,48 juta metrik ton digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik.Â
Hal ini menunjukkan adanya permintaan yang besar dari industri dalam negeri, terutama industri energi dan manufaktur.Â
Dengan peningkatan hilirisasi, pemerintah berharap angka ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya kapasitas smelter di berbagai daerah.