Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ekosistem Mangrove dan Pengurangan Carbon Footprint: Solusi Hijau untuk Krisis Iklim

27 Oktober 2024   09:07 Diperbarui: 27 Oktober 2024   09:08 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan mangrove memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. (sumber: pinterest/dairysia)

Dengan kemampuannya menyerap karbon dalam jumlah besar, mangrove mampu menjadi sekutu alam yang efisien dan berkelanjutan dalam memperbaiki kualitas lingkungan.

Mangrove atau hutan bakau, sering kali hanya dianggap sebagai habitat pesisir yang mendukung kehidupan ekosistem laut. 

Padahal, mangrove memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim, terutama dalam mengurangi jejak karbon atau carbon footprint. 

Di seluruh dunia, upaya menanam dan melestarikan mangrove telah menjadi strategi penting untuk mengatasi peningkatan emisi karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan pemanasan global. 

Menurut laporan lembaga think tank Energy Institute dalam Statistical Review of World Energy 2024, emisi dari sektor energi di Indonesia pada tahun 2023 tercatat mencapai 701,4 juta ton setara karbon dioksida (CO2e). 

Angka ini menunjukkan penurunan sekitar 3 juta ton CO2e dibandingkan emisi pada tahun 2022. 

Meskipun penurunan tersebut tergolong kecil, langkah ini menjadi indikasi positif bagi upaya Indonesia dalam mengurangi dampak negatif sektor energi terhadap lingkungan.

Pengurangan emisi karbon mencerminkan adanya peningkatan kesadaran dan aksi di sektor energi dalam menerapkan kebijakan yang lebih ramah lingkungan. 

Langkah-langkah seperti penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, serta pengurangan konsumsi bahan bakar fosil menjadi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan emisi. 

Dengan melanjutkan upaya ini, Indonesia diharapkan dapat lebih aktif mencapai target-target iklim yang telah ditetapkan dalam perjanjian internasional seperti Paris Agreement dan komitmen nasional untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

Dengan kemampuannya menyerap karbon dalam jumlah besar, mangrove mampu menjadi sekutu alam yang efisien dan berkelanjutan dalam memperbaiki kualitas lingkungan.

Peran Mangrove dalam Menyerap Karbon

Mangrove memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyerap karbon. Mereka bisa menyerap hingga empat kali lebih banyak karbon per hektar dibandingkan dengan hutan darat biasa. 

Akar mangrove yang menancap dalam lumpur dan tumbuh pada lapisan tanah yang tebal menciptakan carbon sink yang mampu menyimpan karbon dalam jangka panjang. 

Penyerapan karbon oleh mangrove bukan hanya terjadi di batang atau daun tanaman, tetapi juga pada lapisan tanah di bawahnya yang mengunci karbon selama puluhan hingga ratusan tahun. 

Menurut penelitian, area hutan mangrove yang luas dapat menyerap sekitar 3-5% emisi global, menjadikannya komponen vital dalam siklus karbon dunia.

Manfaat Ekologis dan Ekonomi

Selain berfungsi sebagai penyerap karbon, mangrove juga memiliki manfaat ekologis yang luas. Mereka berfungsi sebagai penghalang alami terhadap bencana alam, seperti tsunami dan badai. 

Akar mangrove yang kuat mampu meredam energi gelombang, mengurangi dampak kerusakan di wilayah pesisir. 

Ekosistem mangrove juga mendukung keanekaragaman hayati dengan menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai spesies ikan, udang, dan satwa laut lainnya. 

Keberadaan mangrove memberi dampak positif pada sektor perikanan, pariwisata, dan kesehatan lingkungan pesisir, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.

Di sisi ekonomi, rehabilitasi dan pelestarian hutan mangrove dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat pesisir. 

Banyak program pemerintah dan organisasi internasional yang memberikan pendanaan dan dukungan teknis untuk kegiatan restorasi mangrove. 

Hal ini dapat memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan baru serta sumber penghasilan tambahan melalui kegiatan ekowisata dan penangkapan ikan yang berkelanjutan.

Strategi Konservasi dan Restorasi Mangrove

Mengurangi jejak karbon melalui mangrove membutuhkan upaya konservasi dan restorasi yang berkelanjutan. 

Pemerintah, bersama organisasi lingkungan dan masyarakat, perlu menjaga kelestarian area mangrove yang masih tersisa serta melakukan restorasi di daerah-daerah yang telah mengalami kerusakan. 

Salah satu pendekatan efektif adalah dengan metode silvofishery, yaitu mengintegrasikan budidaya ikan dan tambak dengan pelestarian mangrove, sehingga ekosistem tetap terjaga tanpa mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.

Kesadaran publik mengenai pentingnya mangrove dalam mengurangi emisi karbon perlu ditingkatkan melalui pendidikan lingkungan dan kampanye sosial. 

Pengetahuan yang lebih baik tentang mangrove dapat mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam upaya penanaman dan perawatan mangrove, serta mendukung regulasi yang melarang konversi hutan mangrove menjadi lahan pertanian atau permukiman.

Mangrove memiliki peran yang tidak tergantikan dalam mengurangi carbon footprint dan menjaga keseimbangan lingkungan. 

Melalui konservasi dan restorasi mangrove, kita dapat mendukung upaya global untuk menekan emisi karbon dan menciptakan ekosistem pesisir yang tangguh. 

Dalam jangka panjang, pelestarian mangrove tidak hanya berkontribusi terhadap penyerapan karbon, tetapi juga meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir terhadap bencana alam dan mendukung ekonomi lokal. 

Dengan mengoptimalkan fungsi mangrove sebagai penyerap karbon alami, kita dapat memperkuat upaya melawan perubahan iklim dan menjaga bumi bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun