Mengurangi jejak karbon melalui mangrove membutuhkan upaya konservasi dan restorasi yang berkelanjutan.Â
Pemerintah, bersama organisasi lingkungan dan masyarakat, perlu menjaga kelestarian area mangrove yang masih tersisa serta melakukan restorasi di daerah-daerah yang telah mengalami kerusakan.Â
Salah satu pendekatan efektif adalah dengan metode silvofishery, yaitu mengintegrasikan budidaya ikan dan tambak dengan pelestarian mangrove, sehingga ekosistem tetap terjaga tanpa mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.
Kesadaran publik mengenai pentingnya mangrove dalam mengurangi emisi karbon perlu ditingkatkan melalui pendidikan lingkungan dan kampanye sosial.Â
Pengetahuan yang lebih baik tentang mangrove dapat mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam upaya penanaman dan perawatan mangrove, serta mendukung regulasi yang melarang konversi hutan mangrove menjadi lahan pertanian atau permukiman.
Mangrove memiliki peran yang tidak tergantikan dalam mengurangi carbon footprint dan menjaga keseimbangan lingkungan.Â
Melalui konservasi dan restorasi mangrove, kita dapat mendukung upaya global untuk menekan emisi karbon dan menciptakan ekosistem pesisir yang tangguh.Â
Dalam jangka panjang, pelestarian mangrove tidak hanya berkontribusi terhadap penyerapan karbon, tetapi juga meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir terhadap bencana alam dan mendukung ekonomi lokal.Â
Dengan mengoptimalkan fungsi mangrove sebagai penyerap karbon alami, kita dapat memperkuat upaya melawan perubahan iklim dan menjaga bumi bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H