Mangrove memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menyerap karbon. Mereka bisa menyerap hingga empat kali lebih banyak karbon per hektar dibandingkan dengan hutan darat biasa.Â
Akar mangrove yang menancap dalam lumpur dan tumbuh pada lapisan tanah yang tebal menciptakan carbon sink yang mampu menyimpan karbon dalam jangka panjang.Â
Penyerapan karbon oleh mangrove bukan hanya terjadi di batang atau daun tanaman, tetapi juga pada lapisan tanah di bawahnya yang mengunci karbon selama puluhan hingga ratusan tahun.Â
Menurut penelitian, area hutan mangrove yang luas dapat menyerap sekitar 3-5% emisi global, menjadikannya komponen vital dalam siklus karbon dunia.
Manfaat Ekologis dan Ekonomi
Selain berfungsi sebagai penyerap karbon, mangrove juga memiliki manfaat ekologis yang luas. Mereka berfungsi sebagai penghalang alami terhadap bencana alam, seperti tsunami dan badai.Â
Akar mangrove yang kuat mampu meredam energi gelombang, mengurangi dampak kerusakan di wilayah pesisir.Â
Ekosistem mangrove juga mendukung keanekaragaman hayati dengan menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai spesies ikan, udang, dan satwa laut lainnya.Â
Keberadaan mangrove memberi dampak positif pada sektor perikanan, pariwisata, dan kesehatan lingkungan pesisir, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
Di sisi ekonomi, rehabilitasi dan pelestarian hutan mangrove dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat pesisir.Â
Banyak program pemerintah dan organisasi internasional yang memberikan pendanaan dan dukungan teknis untuk kegiatan restorasi mangrove.Â
Hal ini dapat memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan baru serta sumber penghasilan tambahan melalui kegiatan ekowisata dan penangkapan ikan yang berkelanjutan.
Strategi Konservasi dan Restorasi Mangrove