Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Daun Sirih hingga Warna Merah: Inspirasi di Balik Nama Bunga Nona Makan Sirih

10 Oktober 2024   04:00 Diperbarui: 10 Oktober 2024   04:53 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman bunga nona makan sirih. (dok: pribadi)

Bunga nona makan sirih, sebuah tanaman kecil nan cantik, telah dikenal dengan nama unik yang merujuk pada kebiasaan budaya di Indonesia, khususnya kebiasaan mengunyah sirih. 

Nama ini muncul karena karakteristik visual bunga dan daunnya yang menyerupai komponen penting dari kebiasaan tersebut. 

Mari kita telaah lebih dalam tentang alasan di balik nama tersebut dan keunikan dari bunga yang sering dianggap sebagai salah satu penghias pekarangan ini.

Tanaman bunga nona makan sirih. (dok: pribadi)
Tanaman bunga nona makan sirih. (dok: pribadi)

Pertama-tama, mari kita lihat bagaimana daun tanaman ini memiliki kemiripan dengan sirih. 

Sirih adalah tanaman yang sudah lama dikenal di Indonesia dan sering digunakan dalam ritual adat serta keseharian masyarakat di beberapa daerah. 

Tanaman bunga nona makan sirih. (dok: pribadi)
Tanaman bunga nona makan sirih. (dok: pribadi)

Daun sirih berbentuk hati dengan permukaan yang halus, dan daun dari bunga nona makan sirih juga memiliki bentuk yang mirip, meskipun ukurannya lebih kecil. 

Karena daun tanaman ini sering dianggap menyerupai sirih, masyarakat mulai mengaitkannya dengan kebiasaan tradisional mengunyah sirih.

Tanaman bunga nona makan sirih. (dok: pribadi)
Tanaman bunga nona makan sirih. (dok: pribadi)

Di Indonesia, mengunyah sirih adalah tradisi yang masih dipraktikkan di beberapa daerah, terutama di pedesaan dan dalam konteks upacara adat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun