Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Batu Akik: Dari Tren Gemerlap Menuju Senyap

7 Oktober 2024   13:06 Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:19 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolektor dan pecinta batu akik masih menghargai keindahan dan nilai spiritual yang melekat pada setiap batu. 

Bagi mereka, batu akik bukan sekadar tren yang lewat, melainkan bagian dari identitas budaya dan warisan yang harus dilestarikan. 

Mereka terus mengoleksi dan merawat batu akik sebagai bagian dari sejarah pribadi dan budaya.

Kesimpulannya, batu akik, yang dulu menjadi tren gemerlap di Indonesia, kini telah memasuki fase senyap. 

Fenomena ini mencerminkan dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berubah. 

Meskipun batu akik tidak lagi menjadi perbincangan utama, jejaknya masih tersimpan dalam ingatan masyarakat dan tetap menjadi bagian dari kekayaan alam serta budaya Indonesia. 

Pergeseran tren ini menunjukkan betapa dinamisnya selera dan gaya hidup masyarakat yang selalu dipengaruhi oleh waktu, ekonomi, dan perubahan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun