Setelah proses pemadatan, briket dikeringkan kembali untuk memastikan kadar airnya rendah sehingga menghasilkan pembakaran yang efisien.Â
Teknologi yang digunakan untuk memproduksi briket biomassa ini relatif sederhana dan dapat diterapkan dalam skala kecil maupun besar, menjadikannya solusi yang dapat diterapkan secara luas di berbagai daerah.
Dalam pengolahan biji palem menjadi briket biomassa, metode yang digunakan meliputi proses pengeringan untuk mengurangi kadar air, proses pemadatan untuk meningkatkan densitas briket, dan penambahan perekat alami seperti tepung kanji untuk membantu pengikatan partikel biji palem.Â
Briket yang dihasilkan kemudian diuji untuk menentukan nilai kalornya dan efisiensi pembakarannya, yang dibandingkan dengan bahan bakar konvensional seperti kayu bakar atau batu bara.
Hasil dari inovasi ini menunjukkan bahwa briket biomassa dari limbah biji palem memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, meskipun sedikit di bawah batu bara.Â