Bisnis Santo Suruh dimulai pada tahun 2019, dan ide untuk memulainya tidak datang secara tiba-tiba.Â
Sebelum memulai bisnis ini, Susanto adalah seorang buruh pengantar air isi ulang yang melayani komplek perumahan di Bekasi.Â
Dalam kesehariannya mengantarkan air, pelanggan sering meminta tolong kepadanya untuk melakukan berbagai hal tambahan, seperti membeli makanan atau barang.Â
Susanto melihat adanya potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal.Â
Awalnya, ia hanya menerima permintaan tersebut sebagai pekerjaan sampingan, tetapi seiring waktu, permintaan untuk bantuan semacam ini semakin meningkat.
Dari situlah, Susanto memutuskan untuk mengembangkan layanan ini menjadi bisnis yang lebih terstruktur.Â
Ia mulai mempromosikan layanan suruhannya, baik secara langsung kepada para pelanggan air isi ulangnya maupun melalui media sosial.Â
Konsep "Mau Disuruh Apa Saja Asalkan Cuan"Â menarik perhatian banyak orang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya.Â
Kesederhanaan ide yang dibawa oleh Susanto membuat jasanya mudah diterima oleh masyarakat.
Mereka yang tidak sempat melakukan tugas-tugas tertentu akhirnya merasa terbantu oleh keberadaan jasa ini.
Seiring berjalannya waktu, Santo Suruh mulai berkembang, dan Susanto pun memutuskan untuk fokus sepenuhnya pada bisnis ini, meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai pengantar air isi ulang.Â
Bisnis jasa suruh ini ternyata memiliki prospek yang baik, tidak hanya karena layanannya yang fleksibel, tetapi juga karena kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan.Â
Apa yang dimulai sebagai pekerjaan sampingan, berubah menjadi bisnis utama yang mendatangkan keuntungan.
Inspirasi dan Motivasi