Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Membangun Bisnis Thrifting: Menghasilkan Uang Sambil Menyelamatkan Lingkungan

21 September 2024   00:29 Diperbarui: 22 September 2024   10:05 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembeli thrifting | DOKUMENTASI HUMAS KEMENKOP UKM via Kompas.com

Thrifting membantu memperpanjang masa pakai pakaian dan mengurangi jumlah limbah yang harus diolah. (Sumber: Bing image creator/AI)
Thrifting membantu memperpanjang masa pakai pakaian dan mengurangi jumlah limbah yang harus diolah. (Sumber: Bing image creator/AI)

Banyak konsumen kini menyadari bahwa memilih pakaian bekas bukan hanya tentang menghemat uang, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan global untuk mengurangi konsumsi berlebihan dan limbah. 

Dalam konteks ini, bisnis thrifting dapat dipandang sebagai solusi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial bagi para pelaku bisnis, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan lingkungan. 

Dengan permintaan yang terus tumbuh, bisnis thrifting memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh, terutama di negara-negara dengan populasi muda yang sadar akan pentingnya keberlanjutan.

Salah satu alasan utama mengapa bisnis thrifting dianggap ramah lingkungan adalah karena membantu mengurangi limbah tekstil. 

Limbah pakaian merupakan salah satu masalah terbesar di dunia saat ini, dengan jutaan ton pakaian yang berakhir di tempat pembuangan akhir setiap tahun. 

Pakaian yang dijual melalui toko thrifting umumnya merupakan pakaian yang masih dalam kondisi baik, tetapi tidak lagi digunakan oleh pemiliknya. 

Dengan menjual kembali pakaian-pakaian ini, thrifting membantu memperpanjang masa pakai pakaian dan mengurangi jumlah limbah yang harus diolah.

Selain itu, proses produksi pakaian baru memerlukan sumber daya yang signifikan, seperti air, energi, dan bahan kimia. 

Setiap kali seseorang membeli pakaian bekas alih-alih membeli yang baru, mereka berkontribusi dalam mengurangi permintaan untuk produksi baru. 

Hal ini berdampak positif dalam mengurangi eksploitasi sumber daya alam dan menekan tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri mode. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa industri tekstil menyumbang sekitar 10% dari emisi karbon global, dan dengan membeli pakaian bekas, konsumen dapat membantu menurunkan angka ini.

Dari segi ekonomi, thrifting menawarkan peluang besar bagi para pengusaha kecil dan menengah. 

Dengan modal yang relatif kecil, seseorang dapat memulai bisnis thrifting dengan mengumpulkan pakaian bekas dari berbagai sumber, seperti donasi, pasar loak, atau pembelian dalam jumlah besar dari pengecer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun