Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gen Z di Indonesia Terjerat Ngutang dan Judi Online

6 September 2024   18:41 Diperbarui: 6 September 2024   19:38 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gen Z di Indonesia Terjerat ngutang dan judi online (sumber gambar: bing image creator/AI)

Generasi Z dan milenial di Indonesia telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir terkait dengan perilaku finansial yang cenderung mengarah pada kecenderungan berutang dan bermain judi online. 

Fenomena ini tidak hanya mengkhawatirkan karena dampaknya terhadap stabilitas keuangan individu, tetapi juga mencerminkan permasalahan yang lebih dalam terkait literasi keuangan dan pengelolaan keuangan di kalangan generasi muda. 

Mari kita bahas faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan generasi Z dan milenial di Indonesia untuk berutang dan bermain judi online, dengan menyoroti dampak negatif yang mungkin timbul dari perilaku tersebut.

Generasi Z (lahir antara tahun 1997-2012) dan milenial (lahir antara tahun 1981-1996) merupakan dua kelompok yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan akses mudah ke informasi digital. 

Seiring dengan kemajuan teknologi finansial (fintech), akses untuk memperoleh pinjaman menjadi lebih mudah dan cepat melalui aplikasi-aplikasi digital seperti fintech pendanaan bersama dan layanan paylater. 

Di sisi lain, judi online juga semakin mudah diakses melalui platform digital, dengan iklan yang sering kali menarik minat anak muda. 

Namun, kemudahan akses ini tidak diimbangi dengan literasi keuangan yang memadai, sehingga banyak dari generasi ini yang terjebak dalam lingkaran utang dan perilaku konsumtif yang berisiko.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kecenderungan berutang di kalangan generasi Z dan milenial adalah kurangnya literasi keuangan. 

Banyak dari mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan keuangan pribadi, sehingga cenderung membuat keputusan keuangan yang kurang bijaksana. 

Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2020, literasi keuangan di kalangan generasi muda Indonesia masih berada pada tingkat yang rendah. 

Hal ini membuat mereka rentan terhadap godaan untuk berutang demi memenuhi gaya hidup yang konsumtif.

Contoh: banyak generasi Z di Indonesia yang lebih memilih untuk membeli barang-barang mewah atau mengikuti tren terkini meskipun mereka sebenarnya tidak mampu secara finansial. 

Keinginan untuk "tetap terlihat" dan "tidak ketinggalan zaman" membuat mereka cenderung memanfaatkan layanan paylater atau pinjaman dari aplikasi fintech. 

Padahal, ketidakmampuan mengatur keuangan dan kurangnya kesadaran akan dampak jangka panjang dari utang bisa berujung pada krisis keuangan pribadi.

Selain itu, kemudahan akses terhadap layanan pinjaman digital melalui aplikasi fintech dan paylater juga berkontribusi besar terhadap perilaku berutang di kalangan generasi ini. 

Dalam hitungan menit, mereka bisa mendapatkan dana pinjaman tanpa harus melalui proses yang rumit. 

Namun, kemudahan ini sering kali tidak disertai dengan pemahaman yang baik tentang bunga pinjaman dan konsekuensi dari tidak membayar utang tepat waktu. 

Akibatnya, banyak yang akhirnya terjebak dalam utang yang membengkak dan sulit dilunasi.

Di sisi lain, judi online juga menjadi masalah serius di kalangan generasi Z dan milenial. 

Akses yang mudah dan seringnya promosi yang menggiurkan melalui media sosial membuat banyak anak muda tergoda untuk mencoba peruntungan mereka di dunia judi online. 

Tanpa disadari, banyak dari mereka yang akhirnya terjebak dalam lingkaran kecanduan judi, yang dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius, termasuk utang yang menumpuk.

Kecenderungan generasi Z dan milenial di Indonesia untuk berutang dan bermain judi online merupakan masalah yang kompleks dan berakar pada kurangnya literasi keuangan serta kemudahan akses terhadap pinjaman dan judi melalui platform digital. 

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang lebih besar dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan generasi muda, serta pengawasan yang lebih ketat terhadap layanan pinjaman digital dan judi online. 

Dengan begitu, diharapkan generasi Z dan milenial dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka dan terhindar dari jebakan utang dan kecanduan judi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun