Selain itu, banyak perusahaan cenderung mencari kandidat dengan pendidikan tinggi yang dianggap lebih siap dan memiliki keterampilan yang lebih baik, meskipun pendidikan tinggi tidak selalu menjamin keterampilan praktis yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu.
Sebaliknya, lulusan SMK yang memiliki keterampilan teknis dan kejuruan sering kali menghadapi tantangan dalam memasuki pasar kerja karena kurangnya pengalaman praktis atau tidak memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan.Â
Pandangan umum bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik kualitasnya sering kali mengabaikan potensi lulusan SMK yang mungkin memiliki keterampilan praktis yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Konsep "SMK Hebat, SMK BISA" menjadi penting dalam konteks ini. SMK, sebagai lembaga pendidikan kejuruan, berperan penting dalam mempersiapkan tenaga kerja terampil yang siap pakai.Â
Namun, untuk mewujudkan "SMK Hebat, SMK BISA", diperlukan peningkatan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri dan peningkatan keterampilan praktis yang sesuai dengan standar pasar.
Dalam menghadapi situasi ini, diperlukan upaya untuk menjembatani kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan SMK dan kebutuhan pasar kerja.Â
Perusahaan diharapkan dapat lebih fleksibel dalam persyaratan rekrutmen dan memberikan kesempatan bagi lulusan SMK untuk membuktikan kemampuan mereka.
Perusahaan diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi lulusan SMK dan tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga pada keterampilan dan potensi yang dimiliki.Â
Upaya ini akan membantu menurunkan tingkat pengangguran di kalangan lulusan SMK dan mendukung upaya menuju pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan siap bersaing di pasar global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H