Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gelas Kertas, Minuman Panas Berbahaya Mengandung Plastik

6 Juli 2024   00:26 Diperbarui: 6 Juli 2024   00:33 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Gelas Kertas" minuman panas berbahaya mengandung plastik (dok: pribadi)


"Masyarakat Indonesia Mengonsumsi Sekitar 15 gram Mikroplastik per Bulan"

Material plastik semakin mendominasi kehidupan sehari-hari. Dari kemasan makanan hingga peralatan rumah tangga, plastik digunakan karena sifatnya yang ringan, tahan lama, dan murah. 

Namun, penggunaan plastik secara masif ini menimbulkan masalah lingkungan yang serius, salah satunya adalah pencemaran mikroplastik.

Indonesia menjadi negara dengan konsumsi partikel plastik dalam bentuk mikroplastik dan nanoplastik tertinggi di dunia.

Mikroplastik adalah partikel plastik yang berukuran sangat kecil, kurang dari 5 milimeter, yang dapat dengan mudah tersebar di lingkungan. 

Partikel ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk produk perawatan pribadi, serat tekstil, dan degradasi produk plastik yang lebih besar. 

Mikroplastik tidak hanya mencemari lautan dan tanah, tetapi juga masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman.

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science & Technology, masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. 

Negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Filipina, berada di urutan kedua dan ketiga dalam hal konsumsi mikroplastik.

Sumber Mikroplastik: Gelas Kertas

Salah satu sumber utama mikroplastik adalah gelas kertas. Menggunakan gelas kertas untuk minuman panas dapat menyebabkan pelepasan berbagai bahan kimia berbahaya seperti fluorida, klorida, sulfat, dan nitrat. 

Gelas kertas yang tampak ramah lingkungan sebenarnya dilapisi dengan lapisan tipis plastik agar tidak bocor. 

Ketika digunakan untuk minuman panas, lapisan plastik ini meleleh dan melepaskan partikel mikroplastik ke dalam minuman.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hazardous Materials tahun 2021 menemukan bahwa lapisan plastik di dalam gelas kertas meleleh saat digunakan untuk minuman panas, mencemari minuman dengan partikel mikroplastik yang kemudian tertelan oleh konsumen.

Ancaman Sampah Plastik di Indonesia

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa proyeksi timbulan sampah plastik di Indonesia terus meningkat dalam hampir satu dekade terakhir. 

Pada tahun 2017, proyeksi timbulan sampah plastik nasional mencapai 9,2 juta ton, setara dengan 13,98% dari total volume sampah. 

Jumlah ini diproyeksikan terus bertambah hingga mencapai 9,9 juta ton pada tahun 2025.

Upaya Mengurangi Paparan Mikroplastik

Untuk mengurangi paparan mikroplastik, memilih tempat minum kedap udara dan tahan karat adalah langkah bijak. 

Tempat minum kedap udara juga dapat digunakan kembali, sehingga tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mengurangi risiko paparan mikroplastik.

Dengan kesadaran dan langkah kecil ini, kita bisa melindungi kesehatan serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan. 

Menggunakan tempat minum yang lebih aman dan ramah lingkungan, kita dapat melindungi kesehatan kita sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Dengan menggunakan tempat minum yang lebih aman dan ramah lingkungan, kita dapat melindungi kesehatan kita sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Mengurangi penggunaan plastik dan memilih alternatif yang lebih aman adalah kunci dalam upaya mengatasi bahaya mikroplastik yang mengancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun