Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyoroti Nasib Guru di Indonesia: Kisah "Guru Oemar Bakrie" Banyak Ciptakan Menteri

25 Juni 2024   19:54 Diperbarui: 27 Juni 2024   11:02 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menginspirasi melalui karya menjadi motivasi untuk anak negeri (dok: pribadi)

"Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti di kebiri"

Lagu Iwan Fals yang legendaris kembali mengingatkan kita akan nasib guru dengan gaji minim, katanya guru Oemar Bakrie banyak ciptakan menteri.

Lebih dari tiga dekade setelah dirilisnya lagu legendaris "Guru Oemar Bakri" oleh Iwan Fals, kondisi para guru di Indonesia tampaknya belum banyak berubah. 

"Guru Oemar Bakri" adalah sebuah lagu populer karya Iwan Fals yang mengisahkan tentang seorang guru yang berdedikasi tinggi namun hidup dengan gaji yang sangat rendah. 

Lagu ini mencerminkan realitas sosial yang sering dihadapi oleh banyak guru di Indonesia, di mana mereka harus bekerja keras dan menghadapi berbagai tantangan, namun penghasilan mereka tidak sebanding dengan kontribusi yang mereka berikan.

Lagu yang dulu menjadi kritik sosial terhadap rendahnya penghargaan dan gaji yang diterima oleh para pendidik, kini kembali relevan di tengah sorotan terhadap kesejahteraan guru.

Alasan mengapa gaji guru sering dianggap "dikebiri" atau tidak memadai meliputi beberapa faktor:


1. Anggaran Pendidikan yang Terbatas: 

Meski ada peningkatan anggaran pendidikan, alokasinya sering kali tidak mencukupi untuk memberikan gaji yang layak kepada semua guru, terutama di daerah-daerah terpencil.

2. Beban Administratif dan Birokrasi: 

Banyak guru yang terjebak dalam sistem birokrasi yang kompleks dan sering kali korup, yang menghambat mereka dari mendapatkan hak mereka secara penuh.

3. Kebijakan Pemerintah: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun