Sebaliknya, ikan air laut menghadapi tantangan berbeda. Air laut memiliki konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan cairan tubuh ikan.Â
Karena itu, ikan air laut cenderung kehilangan air dari tubuh mereka ke lingkungan yang lebih asin.Â
Untuk mengatasi hal ini, ikan air laut minum air laut hingga 5-10% dari berat tubuh mereka per hari dan kemudian memprosesnya melalui insang mereka untuk mengeluarkan garam berlebih.Â
Sel klorida pada insang mereka memainkan peran penting dalam mengeluarkan ion natrium dan klorida dari tubuh, dengan efisiensi hingga 90-95%.
Ikan Anadromous dan Catadromous
Ikan anadromous, seperti salmon, yang hidup di laut tetapi berpindah ke air tawar untuk bertelur, menunjukkan kemampuan adaptasi osmo-regulasi yang luar biasa.Â
Mereka dapat beralih dari kondisi hiperosmotik di laut ke hipoosmotik di air tawar dengan tingkat keberhasilan adaptasi lebih dari 80%.Â
Penelitian menunjukkan bahwa ikan yang terpapar lingkungan dengan perubahan salinitas ekstrim mampu beradaptasi dalam waktu 1-2 minggu.
Signifikansi Ekologis
Adaptasi osmo-regulasi pada ikan memiliki signifikansi ekologis yang besar.Â
Hal ini tidak hanya memungkinkan ikan untuk bertahan hidup di berbagai lingkungan akuatik, tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.Â