Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Apakah Ikan di dalam Air Masih Perlu Minum?

20 Juni 2024   12:26 Diperbarui: 20 Juni 2024   12:49 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Apakah ikan yang hidup di dalam air masih butuh minum? 

Pertanyaan ini mungkin terdengar sederhana, namun jawabannya mengungkapkan adaptasi biologis yang luar biasa dari ikan dalam mengatur keseimbangan air dan garam di tubuh mereka. 

Memahami mekanisme ini memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan bawah air dan pentingnya bagi ekosistem laut dan air tawar.

Keseimbangan air dan garam pada ikan, mekanisme adaptasi dan signifikansi ekologis (sumber gambar: bing/AI)
Keseimbangan air dan garam pada ikan, mekanisme adaptasi dan signifikansi ekologis (sumber gambar: bing/AI)

Adaptasi Ikan Air Tawar

Ikan air tawar hidup dalam lingkungan di mana konsentrasi garam di dalam tubuh mereka lebih tinggi dibandingkan dengan air di sekitarnya. 

Hal ini menyebabkan air cenderung masuk ke dalam tubuh ikan melalui proses osmosis. 

Untuk mencegah kelebihan air, ikan air tawar harus mengeluarkan air berlebih melalui urine yang sangat encer, yang bisa mencapai 20-30% dari berat tubuh mereka per hari. 

Dengan kata lain, mereka "minum" air secara pasif melalui insangnya dan kulit, tetapi kemudian harus membuang kelebihannya.

Keseimbangan air dan garam pada ikan, mekanisme adaptasi dan signifikansi ekologis (sumber gambar: bing/AI)
Keseimbangan air dan garam pada ikan, mekanisme adaptasi dan signifikansi ekologis (sumber gambar: bing/AI)

Adaptasi Ikan Air Laut

Sebaliknya, ikan air laut menghadapi tantangan berbeda. Air laut memiliki konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan cairan tubuh ikan. 

Karena itu, ikan air laut cenderung kehilangan air dari tubuh mereka ke lingkungan yang lebih asin. 

Untuk mengatasi hal ini, ikan air laut minum air laut hingga 5-10% dari berat tubuh mereka per hari dan kemudian memprosesnya melalui insang mereka untuk mengeluarkan garam berlebih. 

Sel klorida pada insang mereka memainkan peran penting dalam mengeluarkan ion natrium dan klorida dari tubuh, dengan efisiensi hingga 90-95%.

Ikan Anadromous dan Catadromous

Ikan anadromous, seperti salmon, yang hidup di laut tetapi berpindah ke air tawar untuk bertelur, menunjukkan kemampuan adaptasi osmo-regulasi yang luar biasa. 

Mereka dapat beralih dari kondisi hiperosmotik di laut ke hipoosmotik di air tawar dengan tingkat keberhasilan adaptasi lebih dari 80%. 

Penelitian menunjukkan bahwa ikan yang terpapar lingkungan dengan perubahan salinitas ekstrim mampu beradaptasi dalam waktu 1-2 minggu.

Signifikansi Ekologis

Adaptasi osmo-regulasi pada ikan memiliki signifikansi ekologis yang besar. 

Hal ini tidak hanya memungkinkan ikan untuk bertahan hidup di berbagai lingkungan akuatik, tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. 

Misalnya, kemampuan ikan laut untuk mengeluarkan garam berlebih melalui insang mereka membantu mengurangi salinitas lokal dan mendukung keberagaman hayati.

Penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Experimental Biology menunjukkan bahwa ikan yang hidup di lingkungan dengan salinitas tinggi menunjukkan peningkatan aktivitas sel klorida hingga 2-3 kali lipat dibandingkan dengan ikan di lingkungan dengan salinitas normal. 

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi ini bagi kelangsungan hidup ikan di habitat yang beragam.

Meskipun ikan hidup di dalam air, mereka tetap memerlukan mekanisme yang rumit untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh mereka. 

Adaptasi yang luar biasa ini memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berkembang biak di berbagai lingkungan air, menunjukkan keajaiban evolusi dan pentingnya konservasi habitat air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun