Penggunaan besek sebagai wadah untuk daging kurban bukan hanya menguntungkan secara ekologis, tetapi juga dari segi kesehatan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengambil langkah proaktif dalam menghadapi dampak lingkungan dari perayaan Idul Adha 2024 dengan mengimbau masyarakat untuk menggunakan besek bambu dan daun jati sebagai pengganti kantong plastik sekali pakai dalam pembagian daging kurban.
Menurut estimasi KLHK, perayaan Idul Adha tahun 2024 dapat menghasilkan hingga 608 ton sampah plastik, yang sebagian besar berasal dari kantong plastik yang digunakan dalam pembagian daging kurban.Â
Untuk mengurangi dampak negatif ini, KLHK telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SE.6/MENLHK/PSLB3/PLB.0/6/2014 pada tanggal 13 Juni 2024.Â
Surat edaran ini mengajak masyarakat untuk menggunakan alternatif ramah lingkungan seperti besek bambu dan daun jati.
Plastik telah menjadi kontributor utama dalam pencemaran lingkungan. Sifatnya yang sulit terurai membuatnya mencemari tanah, air, bahkan udara.Â
Plastik yang terbuang ke laut dapat mengancam biota laut, sedangkan plastik yang terpendam di tanah dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama.Â
Pembakaran plastik juga menghasilkan zat kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.
Di sisi lain, besek bambu memiliki berbagai manfaat. Bambu memiliki sifat antibakteri alami, yang terbukti melalui analisis strukturnya.Â
Hal ini membuatnya cocok sebagai wadah untuk membungkus daging kurban, karena membantu menghambat pertumbuhan bakteri.
Bentuk besek yang berpori-pori besar juga mendukung sirkulasi udara yang baik di sekitar daging.Â
Hal ini sangat penting karena suhu yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan bakteri pada daging.Â
Dengan besek, udara dapat beredar dengan baik, menjaga kesegaran daging lebih lama.
Penggunaan daun jati sebagai pembungkus daging kurban juga memberikan manfaat yang signifikan.Â
Permukaan daun jati yang kasar membantu dalam sirkulasi udara, mencegah daging dari kelembapan yang berlebihan dan mempertahankan kesegarannya.
Dengan beralih ke besek bambu dan daun jati, kita tidak hanya mengurangi dampak buruk plastik terhadap lingkungan, tetapi juga meningkatkan keamanan pangan dan kesehatan kita.Â
Penggunaan besek bambu dan daun jati juga memberikan dampak positif pada pengrajin lokal yang mendapatkan peningkatan permintaan produk mereka. Ini tidak hanya mendukung ekonomi lokal tetapi juga melestarikan kearifan lokal dalam penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Inisiatif ini tidak hanya memberdayakan praktik tradisional yang berkelanjutan, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan untuk masa depan yang lebih baik.
Kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.Â
Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pengrajin lokal, diharapkan perayaan Idul Adha dapat dirayakan dengan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Mari kita berkontribusi dalam menjaga bumi kita tetap hijau dan bersih dengan mengadopsi solusi ramah lingkungan seperti penggunaan besek bambu dan daun jati dalam perayaan Idul Adha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H