Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peran Perempuan dalam Mewujudkan Transisi Energi yang Ramah Lingkungan

13 Juni 2024   20:06 Diperbarui: 13 Juni 2024   20:29 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peran perempuan dalam transisi energi, dengan pemanfaatan briket dari bahan alam sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan (sumber: bing/AI)

"Menjembatani tradisi dan teknologi, peran perempuan dalam transisi energi lokal"

Pemerintah Indonesia memang aktif mendorong transisi energi dengan berbagai target ambisius. 

Menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Indonesia menargetkan kontribusi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% dalam bauran energi nasional pada tahun 2025. 

Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi yang diproyeksikan jika tidak ada intervensi kebijakan (business as usual scenario).

Dalam upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, peran perempuan dalam transisi energi lokal semakin mendapatkan perhatian serius. 

Oxfam, sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang fokus pada pengentasan kemiskinan dan keadilan sosial, berkomitmen untuk mendorong partisipasi aktif perempuan dan penyertaan kelompok rentan dalam proses ini.

Partisipasi Perempuan Menuju Net Zero Emission (NZE) 2060

Perubahan iklim dan transisi energi bukanlah isu yang dapat diatasi oleh satu kelompok saja. 

Oleh karena itu, partisipasi perempuan sangat penting untuk mencapai target NZE 2060. 

Di berbagai komunitas lokal, perempuan seringkali memegang peran kunci dalam manajemen sumber daya dan pengambilan keputusan terkait energi. 

Oxfam percaya bahwa dengan memberdayakan perempuan, kita dapat memanfaatkan perspektif unik dan kearifan lokal yang mereka miliki, yang sering kali berakar pada praktik-praktik tradisional yang berkelanjutan.

Peran Perempuan dan Penyertaan Kelompok Rentan dalam Transisi Energi

Oxfam menyoroti pentingnya penyertaan kelompok rentan, termasuk perempuan, dalam transisi energi yang adil. 

Kelompok-kelompok ini seringkali mengalami dampak terberat dari perubahan iklim dan memiliki akses yang terbatas terhadap sumber daya energi yang bersih dan berkelanjutan. 

Melalui berbagai program pelatihan dan inisiatif komunitas, Oxfam berusaha untuk meningkatkan kapasitas perempuan dalam bidang energi terbarukan, seperti pemanfaatan briket sebagai energi terbarukan, instalasi panel surya dan pengelolaan proyek energi hijau.

Pembuatan briket dari bahan alam sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan (dok: pribadi)
Pembuatan briket dari bahan alam sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan (dok: pribadi)

Salah satu program yang sedang dijalankan adalah pelatihan pembuatan briket bahan dari alam untuk perempuan di desa-desa terpencil. 

Program ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga memberdayakan perempuan untuk mengambil peran aktif dalam ekonomi lokal dan menjadi agen perubahan di komunitas mereka. 

Selain itu, Oxfam juga bekerja sama dengan pemerintah lokal dan organisasi masyarakat untuk memastikan bahwa kebijakan transisi energi inklusif dan adil.

Perempuan Memasak di Dapur Menggunakan Briket sebagai Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Dalam rangka mendukung transisi energi yang adil dan berkelanjutan, Oxfam menginisiasi program pemberdayaan perempuan melalui penggunaan briket sebagai bahan bakar ramah lingkungan.

Pembuatan briket dari bahan alam sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan (dok: pribadi)
Pembuatan briket dari bahan alam sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan (dok: pribadi)

Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada kayu bakar dan bahan bakar fosil yang berkontribusi terhadap deforestasi dan emisi gas rumah kaca.

Program ini melibatkan perempuan di komunitas lokal dalam pelatihan pembuatan dan penggunaan briket sebagai bahan bakar untuk memasak. 

Briket yang digunakan terbuat dari bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, serbuk gergaji, dan sampah organik lainnya yang mudah ditemukan di sekitar komunitas.

Oxfam dan Transisi Energi Adil

Untuk mencapai transisi energi yang adil, Oxfam menekankan perlunya pendekatan holistik yang mencakup keadilan gender, ekonomi, dan sosial. 

Hal ini berarti memastikan bahwa semua kelompok masyarakat, terutama yang paling rentan, memiliki suara dan kesempatan yang sama dalam proses transisi energi. 

Oxfam mendorong dialog antara berbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan inklusif.

Dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, diharapkan upaya Oxfam dalam memberdayakan perempuan dan menyertakan kelompok rentan dalam transisi energi dapat menjadi model bagi negara lain. 

Dengan demikian, tujuan NZE 2060 dapat tercapai dengan lebih cepat dan adil, serta membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Peran perempuan dalam transisi energi lokal adalah kunci untuk mencapai NZE 2060. 

Melalui program-program Oxfam yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan penyertaan kelompok rentan, kita dapat menciptakan transisi energi yang lebih adil dan berkelanjutan. 

Menjembatani tradisi dan teknologi, perempuan di komunitas lokal diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun