Sekolah dapat mengadakan program pendidikan atau kampanye kesadaran yang menyoroti konsekuensi negatif dari tindakan corat-coret dan mengajak siswa untuk bertanggung jawab atas perilaku mereka.
2. Penyediaan Saluran Ekspresi Alternatif:Â
Sekolah dapat memberikan saluran ekspresi alternatif bagi siswa untuk mengekspresikan kegembiraan atau kekecewaan mereka terhadap hasil kelulusan.Â
Hal ini bisa berupa acara khusus atau dinding kreatif di sekolah yang diizinkan untuk dicorat-coret dengan pesan positif.
3. Penegakan Aturan dan Sanksi:Â
Penting untuk menegakkan aturan sekolah yang melarang tindakan corat-coret secara tegas.Â
Sanksi yang sesuai harus diberlakukan bagi siswa yang melanggar aturan ini, seperti hukuman disiplin atau tugas pembinaan.
4. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat:Â
Sekolah dapat melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung upaya pencegahan corat-coret kelulusan.Â
Dengan mengadopsi pendekatan holistik yang melibatkan edukasi, penyediaan saluran ekspresi alternatif, penegakan aturan, dan kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat, diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan budaya corat-coret kelulusan secara bertahap.
Beberapa sekolah telah mencoba mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri mereka melalui seragam sekolah yang lebih kreatif atau mendirikan dinding khusus di sekolah yang boleh dicorat-coret dengan persetujuan.