2. Dampak Lingkungan:
Geothermal memiliki keunggulan lingkungan dibandingkan dengan sumber energi fosil.Â
Pada tahap produksi, pembangkit listrik geothermal menghasilkan emisi gas rumah kaca yang rendah, mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim.
Selain itu, penggunaan geothermal dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi fosil yang terbatas, menyumbang pada diversifikasi portofolio energi suatu negara.Â
Hal ini membantu mengurangi risiko ketidakstabilan pasokan energi dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Contoh Dampak Lingkungan di Indonesia:
Pembangkit Geothermal Wayang Windu di Jawa Barat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.Â
Dengan memanfaatkan energi panas bumi, proyek ini berkontribusi pada diversifikasi sumber energi Indonesia, membantu melindungi lingkungan sekitar dari dampak negatif pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
3. Keberlanjutan Energi:
Pemanfaatan geothermal mendukung transisi ke sistem energi yang lebih berkelanjutan.Â
Ketersediaan sumber daya panas bumi yang dapat diperbaharui membuatnya menjadi solusi jangka panjang yang dapat mengurangi ketergantungan pada energi non-terbarukan.
Contoh Keberlanjutan Energi di Indonesia:
Salah satu contoh keberlanjutan energi geothermal di Indonesia adalah Kawasan Panas Bumi Dieng di Jawa Tengah.Â
Pengembangan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap energi bersih dan terbarukan.Â
Pemanfaatan potensi panas bumi ini membantu negara mencapai target energi terbarukan dan meningkatkan ketahanan energi nasional.