Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Overfishing di Laut Jawa Mengancam Keseimbangan Ekosistem

31 Januari 2024   05:00 Diperbarui: 31 Januari 2024   05:07 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Overfishing di laut Jawa mengancam keseimbangan ekosistem (Dok. Pribadi)

Laut Jawa, sebagai salah satu sumber daya laut terbesar di Asia Tenggara, kini dihadapkan pada tantangan serius akibat praktik penangkapan ikan berlebihan. 

Overfishing di laut Jawa tidak hanya mengancam kelangsungan hidup populasi ikan tertentu, tetapi juga merusak keseluruhan rantai makanan laut.

Overfishing merupakan fenomena di mana tingkat penangkapan ikan melebihi tingkat reproduksi alamiah mereka. 

Akibatnya, populasi ikan menurun secara signifikan, mengancam keseimbangan ekosistem laut. Di Laut Jawa, praktik overfishing menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian.

Salah satu dampak utama overfishing adalah penurunan jumlah ikan tertentu, yang dapat mengarah pada kepunahan lokal atau penurunan drastis populasi.

Hal ini bukan hanya masalah bagi nelayan yang mengandalkan ikan sebagai sumber penghidupan, tetapi juga berdampak pada industri perikanan secara keseluruhan.

Lebih lanjut, overfishing berdampak besar pada rantai makanan laut. Populasi ikan yang menurun berpengaruh pada makanan bagi predator alami mereka, seperti hiu dan lumba-lumba. 

Keseimbangan ekosistem terganggu, dan jenis-jenis lain dalam rantai makanan juga dapat terpengaruh secara negatif.

Penyebab overfishing di Laut Jawa dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk penangkapan ikan yang tidak terkendali, penggunaan alat tangkap yang merusak habitat laut, serta kurangnya pengawasan dan penegakan hukum. 

Praktik Overfishing di Laut Jawa:

1. Penangkapan Ikan Berlebihan:

Banyak nelayan menggunakan teknik penangkapan yang tidak terkendali, seperti trawl besar, yang dapat menyebabkan penangkapan ikan melebihi tingkat reproduksi alamiah.

2. Penggunaan Alat Tangkap Merusak:

Penggunaan alat tangkap yang merusak seperti bom ikan dan pukat hanyut dapat merusak habitat bawah laut, mengakibatkan kerusakan ekosistem yang penting bagi perkembangan ikan.

3. Kurangnya Pengawasan dan Penegakan Hukum:

Kurangnya pengawasan dan penegakan hukum yang efektif memungkinkan praktik-praktik overfishing terus berlanjut tanpa hambatan, tanpa pertanggungjawaban yang memadai.

Solusi untuk mengatasi masalah ini mencakup pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, penggunaan teknologi tangkap ikan yang ramah lingkungan, dan peningkatan pengawasan serta penegakan hukum di perairan tersebut.

Solusi untuk Mengatasi Overfishing di Laut Jawa:

1. Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan: 

Menerapkan kebijakan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dengan menetapkan kuota tangkapan yang sesuai dengan tingkat reproduksi ikan.

2. Teknologi Tangkap Ikan Ramah Lingkungan: 

Mengadopsi teknologi penangkapan ikan yang lebih ramah lingkungan, seperti penggunaan jaring selektif untuk mengurangi tangkapan non target.

3. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum: 

Memperkuat lembaga pengawasan perikanan dan meningkatkan penegakan hukum untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan penangkapan ikan yang berkelanjutan.

Melibatkan komunitas nelayan, pemerintah, dan organisasi lingkungan dalam upaya konservasi dapat menjadi langkah positif untuk menjaga keberlanjutan Laut Jawa. 

Pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam penangkapan ikan harus dipahami dan diadopsi oleh semua pihak terlibat.

Dengan langkah-langkah proaktif dan kolaboratif, harapan dapat ditegakkan untuk memulihkan keseimbangan ekosistem laut di Laut Jawa, sehingga sumber daya ini dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun