4. Filtrasi Membran:Â
Metode filtrasi membran canggih digunakan untuk menghilangkan zat-zat terlarut, bakteri, dan patogen lainnya, meningkatkan kualitas air yang dihasilkan.
- Langkah: Penggunaan membran mikrofiltrasi untuk menyaring partikel terlarut dari air limbah.
- Contoh:Â Penggunaan teknologi membran canggih dalam instalasi pengolahan air limbah industri untuk meningkatkan kualitas air yang dihasilkan.
5. Pemulihan Nutrisi:Â
Nutrien seperti nitrogen dan fosfor dapat diambil dari air limbah dan digunakan sebagai pupuk dalam pertanian.
- Langkah:Â Penggunaan proses pemulihan nutrisi seperti struvite precipitation untuk mendaur ulang fosfor dan nitrogen.
- Contoh:Â Penggunaan struvite recovery di instalasi pengolahan air limbah untuk menghasilkan pupuk alami.
6. Pemanfaatan Energi:Â
Bahan organik dalam air limbah dapat diolah melalui proses anaerobik untuk menghasilkan biogas, yang dapat digunakan sebagai sumber energi.
- Langkah: Implementasi digester anaerobik untuk menghasilkan biogas dari bahan organik.
- Contoh:Â Penggunaan digester anaerobik di tempat pembuangan sampah untuk menghasilkan biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi.
7. Pemurnian Tertinggi (Jika Diperlukan):
Proses lanjutan seperti ozonisasi atau penggunaan karbon aktif dapat digunakan untuk pemurnian tambahan, terutama jika air limbah digunakan untuk keperluan yang sangat sensitif.
- Langkah:Â Penggunaan ozonisasi untuk menghilangkan zat-zat terkontaminasi yang tersisa.
- Contoh:Â Penggunaan ozonisasi pada instalasi pengolahan air limbah kota untuk meningkatkan kualitas air yang dihasilkan.
8. Penyimpanan dan Penggunaan Kembali:Â
Air yang telah diolah dapat disimpan dan digunakan kembali untuk keperluan irigasi, industri, atau keperluan non-potabel lainnya.
- Langkah:Â Penyimpanan air limbah yang telah diolah dalam wadah yang sesuai untuk penggunaan kembali.
- Contoh:Â Menyimpan air limbah yang telah diolah untuk digunakan kembali dalam irigasi pertanian.
9. Pemantauan dan Kontrol:Â