Mohon tunggu...
Jandris. S.T
Jandris. S.T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Peran Vital Green Investment dalam Pembangunan Ramah Lingkungan: Menuju Destinasi Wisata yang Lebih Hijau dan Berkelanjutan

15 Januari 2024   06:30 Diperbarui: 15 Januari 2024   06:40 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Green investment dalam pembangunan pelestarian alam (Dok. Pribadi)

Green Investment, atau investasi hijau, mengacu pada alokasi dana atau sumber daya ke proyek-proyek atau bisnis-bisnis yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan. 

Dalam era ramah lingkungan yang semakin tumbuh, destinasi wisata berkelanjutan telah menjadi pusat perhatian global. 

Pembangunan wisata berkelanjutan telah menjadi fokus utama dalam upaya melestarikan lingkungan. Green investment, atau investasi berkelanjutan, memainkan peran penting dalam mengembangkan sektor wisata yang ramah lingkungan. 

Melalui pendekatan ini, dana yang diinvestasikan didukung oleh prinsip-prinsip keberlanjutan, seperti efisiensi energi, pengelolaan limbah yang bijaksana, dan perlindungan ekosistem setempat.

Peran vital green investment menjadi kunci dalam membentuk transformasi menuju destinasi pariwisata yang ramah lingkungan. 

Green investment berkontribusi secara substansial dalam pembangunan destinasi wisata yang tidak hanya memikat hati pengunjung tetapi juga melestarikan keanekaragaman alam.

1. Infrastruktur Energi Terbarukan:

Pengembangan destinasi wisata berkelanjutan dimulai dengan investasi dalam infrastruktur energi terbarukan. 

  • Contoh: destinasi wisata di Indonesia semakin mengadopsi sistem energi matahari dan tenaga angin, seperti resor di Bali yang memanfaatkan panel surya untuk mencukupi kebutuhan daya secara ekologis. 

Langkah ini tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon tetapi juga memberikan inspirasi bagi properti wisata lainnya di Indonesia.

2. Pengelolaan Limbah Berkelanjutan:

Green investment memungkinkan destinasi untuk meningkatkan sistem pengelolaan limbah. 

  • Contoh: di beberapa lokasi di Indonesia, seperti Bali, dana investasi digunakan untuk mendirikan fasilitas daur ulang dan kampanye pengurangan plastik, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Dengan mendirikan pusat daur ulang dan mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik, destinasi ini aktif melibatkan masyarakat lokal dan wisatawan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

3. Pendidikan Lingkungan untuk Masyarakat Lokal:

Investasi ini tidak hanya berkutat pada infrastruktur, tetapi juga membantu membangun kesadaran di antara masyarakat setempat. 

  • Contoh: program pelatihan keberlanjutan di Yogyakarta, misalnya, mendedikasikan dana investasi untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat tentang praktik berkelanjutan.

Program ini melibatkan pendidikan tentang pelestarian alam, penggunaan sumber daya secara bijaksana, dan penerapan praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bangunan Berkelanjutan:

Penggunaan material ramah lingkungan, sistem pengelolaan air yang efisien, dan upaya konservasi energi menjadi bagian integral dari desain dan operasional properti ini.

  • Contoh: destinasi berkelanjutan di Indonesia, seperti eco-resort di Pulau Bintan, memanfaatkan green investment untuk merancang bangunan yang mematuhi standar berkelanjutan.

Dengan menggunakan material ramah lingkungan dan sistem efisiensi energi, properti ini memberikan contoh bahwa kenyamanan wisata dapat bersinergi dengan pelestarian alam.

5. Pengembangan Ekowisata:

Green investment juga terlibat dalam membangun model ekowisata yang berkelanjutan. 

  • Contoh: taman Nasional Gunung Leuser di Sumatera Utara menggunakan dana investasi untuk menjaga habitat alami, melibatkan wisatawan dalam pelestarian satwa liar, dan meningkatkan kesadaran tentang keanekaragaman hayati Indonesia.

Dana ini digunakan untuk pelestarian hutan hujan, perlindungan satwa liar, dan pendidikan bagi pengunjung tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.

Investasi hijau dalam pembangunan wisata berkelanjutan tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. 

Pengembangan infrastruktur ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan dan bangunan berkelanjutan, dapat meningkatkan daya tarik destinasi wisata. 

Selain itu, dana investasi dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat setempat tentang praktik berkelanjutan dan mempromosikan kesadaran lingkungan.

Dengan melibatkan green investment, destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia bukan hanya menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan, tetapi juga menjadi pelopor perubahan positif dalam pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal. 

Melalui upaya bersama, kita dapat mengarahkan perkembangan pariwisata menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun