3. Pendidikan Lingkungan untuk Masyarakat Lokal:
Investasi ini tidak hanya berkutat pada infrastruktur, tetapi juga membantu membangun kesadaran di antara masyarakat setempat.Â
- Contoh:Â program pelatihan keberlanjutan di Yogyakarta, misalnya, mendedikasikan dana investasi untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat tentang praktik berkelanjutan.
Program ini melibatkan pendidikan tentang pelestarian alam, penggunaan sumber daya secara bijaksana, dan penerapan praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bangunan Berkelanjutan:
Penggunaan material ramah lingkungan, sistem pengelolaan air yang efisien, dan upaya konservasi energi menjadi bagian integral dari desain dan operasional properti ini.
- Contoh:Â destinasi berkelanjutan di Indonesia, seperti eco-resort di Pulau Bintan, memanfaatkan green investment untuk merancang bangunan yang mematuhi standar berkelanjutan.
Dengan menggunakan material ramah lingkungan dan sistem efisiensi energi, properti ini memberikan contoh bahwa kenyamanan wisata dapat bersinergi dengan pelestarian alam.
5. Pengembangan Ekowisata:
Green investment juga terlibat dalam membangun model ekowisata yang berkelanjutan.Â
- Contoh:Â taman Nasional Gunung Leuser di Sumatera Utara menggunakan dana investasi untuk menjaga habitat alami, melibatkan wisatawan dalam pelestarian satwa liar, dan meningkatkan kesadaran tentang keanekaragaman hayati Indonesia.
Dana ini digunakan untuk pelestarian hutan hujan, perlindungan satwa liar, dan pendidikan bagi pengunjung tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.
Investasi hijau dalam pembangunan wisata berkelanjutan tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.Â
Pengembangan infrastruktur ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan dan bangunan berkelanjutan, dapat meningkatkan daya tarik destinasi wisata.Â
Selain itu, dana investasi dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat setempat tentang praktik berkelanjutan dan mempromosikan kesadaran lingkungan.