7. Pantau perkembangan hingga beberapa hari ke depan untuk melihat apakah jamur sudah muncul.
8. Lakukan penyiraman rutin untuk menjaga kelembapan media, hindari lokasi yang terkena hujan, dan pastikan sinar matahari menyinari tempat pembibitan.
9. Penempatan tempat pembibitan sebaiknya di atas tanah untuk mempertahankan kelembapan.
Keberlanjutan ekonomi dan ekologi menjadi sorotan dalam pemanfaatan jamur janggel.Â
Petani dapat memanfaatkan limbah bongkol jagung sebagai substrat untuk pertumbuhan jamur, menciptakan sumber daya tambahan dari apa yang sebelumnya dianggap sebagai limbah. Dengan demikian, siklus hidup limbah pertanian menjadi lebih terintegrasi, mendukung pertanian berkelanjutan.
Selain manfaat ekonomi, jamur janggel juga memberikan nilai tambah dalam aspek nutrisi. Jamur ini kaya akan protein, serat, dan nutrisi lainnya, menjadikannya pilihan makanan yang sehat. Dengan memasukkan jamur janggel ke dalam pola makan, masyarakat dapat mendukung gaya hidup sehat sambil turut berkontribusi pada pengelolaan limbah pertanian.
Dalam konteks global, pendekatan seperti ini merangkul prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi sumber daya yang berharga. Jamur janggel, dengan peranannya dalam mengelola limbah bongkol jagung, mengilhami harapan untuk pengelolaan limbah yang lebih baik dan berkelanjutan di berbagai sektor pertanian.
Sebagai tambahan, penerapan teknologi ini perlu didukung oleh edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat jamur janggel dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah pertanian. Dengan demikian, langkah-langkah kecil ini dapat menjadi bagian dari perubahan besar menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H