Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jamur Janggel: Inovasi Ramah Lingkungan dalam Pengelolaan Limbah Bongkol Jagung

1 Desember 2023   13:45 Diperbarui: 1 Desember 2023   13:55 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamur janggel dari bongkol jagung (Dok. Pribadi)

Jamur janggel, yang memiliki nama ilmiah Pleurotus ostreatus, menjadi bintang dalam pendekatan ramah lingkungan untuk mengubah limbah pertanian menjadi sumber daya yang bernilai.


Di tengah peningkatan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah, jamur janggel muncul sebagai solusi kreatif untuk mengatasi masalah limbah bongkol jagung.

Limbah bongkol jagung (Dok. Pribadi)
Limbah bongkol jagung (Dok. Pribadi)

Bongkol jagung, seringkali dianggap sebagai limbah pertanian, mendapat perhatian baru melalui pendekatan berkelanjutan ini. 

Jamur janggel memiliki kemampuan unik untuk menguraikan bahan organik dalam bongkol jagung, menghasilkan hasil yang dapat dimanfaatkan. 

Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah limbah pertanian yang berakhir di tempat pembuangan sampah, tetapi juga menciptakan produk bernilai tinggi.

Jamur janggel, dengan cita rasa dan nilai nutrisi tinggi, dapat menjadi pilihan yang menarik untuk dibudidayakan. Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat bibit jamur janggel:

Bahan dan Alat:

a. Bonggol jagung

b. Ragi 7 Butir

c. Bekatul 5 Kg

d. Urea 1 Kg

e. Karung Goni

f. Terpal Plastik

g. Papan

Lahan limbah bongkol jagung (Dok. Pribadi)
Lahan limbah bongkol jagung (Dok. Pribadi)

Cara Pembuatan:

1. Siapkan tempat dengan membuat kotak dari papan berukuran 5 m x 1 m untuk menumpuk bongkol jagung.

2. Alasi tempat penumpukan dengan karung goni untuk menjaga kelembapan, karena jamur menyukai lokasi yang lembab dan panas.

3. Tumpuk bonggol jagung dengan tinggi sekitar 15 cm di atas karung goni.

4. Campurkan ragi, bekatul, dan urea menjadi satu, lalu taburkan setengah dari campuran tersebut di atas bonggol jagung.

5. Tutup kembali dengan bonggol jagung dan taburkan sisa campuran ragi, bekatul, dan urea hingga merata.

6. Siram dengan air bersih sampai basah, dan tutup rapat dengan terpal plastik.

7. Pantau perkembangan hingga beberapa hari ke depan untuk melihat apakah jamur sudah muncul.

8. Lakukan penyiraman rutin untuk menjaga kelembapan media, hindari lokasi yang terkena hujan, dan pastikan sinar matahari menyinari tempat pembibitan.

9. Penempatan tempat pembibitan sebaiknya di atas tanah untuk mempertahankan kelembapan.

Keberlanjutan ekonomi dan ekologi menjadi sorotan dalam pemanfaatan jamur janggel. 

Petani dapat memanfaatkan limbah bongkol jagung sebagai substrat untuk pertumbuhan jamur, menciptakan sumber daya tambahan dari apa yang sebelumnya dianggap sebagai limbah. Dengan demikian, siklus hidup limbah pertanian menjadi lebih terintegrasi, mendukung pertanian berkelanjutan.

Budidaya jamur janggel mempunyai manfaat ekonomi dan nilai tambah bagi petani jagung (Dok. Pribadi)
Budidaya jamur janggel mempunyai manfaat ekonomi dan nilai tambah bagi petani jagung (Dok. Pribadi)

Selain manfaat ekonomi, jamur janggel juga memberikan nilai tambah dalam aspek nutrisi. Jamur ini kaya akan protein, serat, dan nutrisi lainnya, menjadikannya pilihan makanan yang sehat. Dengan memasukkan jamur janggel ke dalam pola makan, masyarakat dapat mendukung gaya hidup sehat sambil turut berkontribusi pada pengelolaan limbah pertanian.

Pengelolaan limbah bongkol jagung yang lebih baik dan Berkelanjutan (Dok. Pribadi)
Pengelolaan limbah bongkol jagung yang lebih baik dan Berkelanjutan (Dok. Pribadi)

Dalam konteks global, pendekatan seperti ini merangkul prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi sumber daya yang berharga. Jamur janggel, dengan peranannya dalam mengelola limbah bongkol jagung, mengilhami harapan untuk pengelolaan limbah yang lebih baik dan berkelanjutan di berbagai sektor pertanian.

Sebagai tambahan, penerapan teknologi ini perlu didukung oleh edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat jamur janggel dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah pertanian. Dengan demikian, langkah-langkah kecil ini dapat menjadi bagian dari perubahan besar menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun