Sistem pendidikan tinggi perlu senantiasa mengikuti perkembangan kebutuhan dunia kerja dan tuntutan zaman.Â
Salah satu perubahan yang tengah diperbincangkan adalah skripsi tidak wajib dan solusinya di ganti dengan pendekatan Project Based Learning (PBL) dalam proses kelulusan di perguruan tinggi.Â
PBL menawarkan perspektif baru yang lebih terintegrasi dan aplikatif dalam menguji kemampuan mahasiswa, memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks nyata.
Project Based Learning (PBL) sebagai alternatif yang menarik dalam merespons perubahan kebutuhan dunia kerja.Â
Gagasan Mas Menteri Nadiem Makarim menawarkan pendekatan yang lebih kontekstual dan aplikatif, maka skripsi tidak wajib sebagai syarat kelulusan di perguruan tinggi.
Dalam PBL, mahasiswa tidak hanya diuji pada aspek akademik, tetapi juga pada kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks dunia nyata.
Perguruan tinggi, dengan kebijakan fleksibel, kini dapat merumuskan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terintegrasi melalui pendekatan PBL ini.
Setiap kepala program studi memiliki kebebasan untuk menentukan metode evaluasi yang sesuai dengan standar kelulusan yang mereka tetapkan.Â
Keputusan ini tidak menghapus opsi skripsi, tesis atau disertasi, namun memberi alternatif kepada mahasiswa untuk memilih antara skripsi atau proyek ilmiah.
Salah satu tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam menyajikan karya ilmiah secara ilmiah dan kritis, atau kemampuan mereka dalam mengimplementasikan proyek nyata di lapangan.Â
PBL mendorong mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan menulis ilmiah yang solid, serta kemampuan untuk berkolaborasi, memecahkan masalah, dan berpikir kreatif dalam konteks praktis.