"Menitip Sebait Puisi"
Mungkin mengenal mu hanya sampai hari ini.Â
Walau hampa yang ku rasa.
Justru membuat prasangka menjadi lumuran dosa.
Merenung diri dalam keheningan malam.
Telah Ku habiskan seluruh musim.
Mentari senja dan dinginnya hujan di sore itu.
Masih saja samar ku raba.
Emosi yang membendung asa di banding raga.
Prasangka ku begitu liar.
Ku lihat hujan jatuh berderai di mata mu.
Suara mu tenggelam di antara deru ombak.Â
Membuat kau terdiam dan membisu.
Bahkan di saat ku ketuk lembut garis bibir mu.Â
Sapa mu hanya tetap diam.
Seakan menelan sangkaan.
Hingga hening menitip sebait puisi.
Jakarta, 4 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H