Wijayakusuma yang ditanam di tanah memiliki daun yang lebih besar. Lebarnya bisa sampai 10 sentimeter. Panjangnya sampai 1,5 meter. Jika berbunga, diameternya bisa sampai 10 sentimeter.
Sementara itu, jenis tanaman yang digantung memiliki tekstur daun yang lebih lembut dan lemas.Â
Wijayakusuma jenis gantung bisa menjulang ke bawah sepanjang 1 meter. Lebar daunnya hanya sampai 3 sentimeter dan diameter bunga saat mekar maksimal 8 sentimeter.
"Tanaman wijayakusuma jenis gantung ini ditaruh di tempat yang sejuk. Kalau terkena panas, akan menjadi kering."
Bunga wijayakusuma hanya mekar satu malam dan hanya pada malam hari. Jika kita ingin melihatnya mekar, maka kita harus menunggu sekitar jam 11 malam sampai jam 1 dini hari saat bunga-bunga tersebut mencapai puncak mekarnya.
 Tapi, penantian Anda akan terbayar dengan melihat keindahan mekarnya bunga Wijayakusuma.
Dalam masyarakat Jawa saat ini, bunga keramat Widjojo Koesoemo dianggap sebagai mitos tanpa referensi tentang tradisi istana yang pernah ada untuk mendapatkan bunga tersebut untuk raja Jawa.
Peran bunga Widjojo Koesoemo dan misi ritual untuk mendapatkan bunga tersebut di Keraton Surakarta pada masa penjajahan Belanda.Â
Berdasarkan manuskrip-manuskrip Jawa, misi untuk mendapatkan bunga Widjojo Koesoemo merupakan sebuah tradisi yang penting dan dapat ditelusuri kembali ke mitologi Jawa sejak abad ke-12.
Pada abad ke-19, baik bunga maupun misi tersebut diperlukan untuk membangun legitimasi raja Surakarta.Â