Tidaklah sebatang pohon akan terbebas dari terpaan angin yang kencang.
Tidaklah setiap helai rumput yang rendah akan jauh dari injakan kaki demi kaki.
Tidaklah suatu kehidupan terbebas dari maut dan akan layu sebelum berkembang.
Terik mentari menyengat terasa kemarau tiba. Air langit tak menyapa lagi, entah ke mana ia berada. Mungkin sudah bosan mendengar penduduk bumi mengeluh ketika ia datang.
Memang sudah takdirnya ia tak menyapanya lagi. Menyentuh daun akasia yang tertiup angin rindu dan embun-embun pada kelopak daunnya. Sesekali aku menatap langit.
Memastikan akan rasa raguku dan rupanya langit masih bersih. Meski rasa gundah mulai membalut hatiku.
Kemanakah perginya air bening itu?
"Tak lagi tampak memeluk dan membasahi bumi."
Mungkinkah dia kan kembali?
Menebarkan aroma pada alam raya....
Menyeruakkan ribuan angan ke angkasa raya?