Mohon tunggu...
Jandriadi SPd
Jandriadi SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Pojok Baca Untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI SD Negeri 008 Rambah Hilir

10 Februari 2024   07:08 Diperbarui: 10 Februari 2024   07:10 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul sejak dini merupakan sebuah hal yang fundamental bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan Negara-negara lain. Untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak boleh lagi hanya bergantung pada kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Namun harus didukung dengan sumber daya manusia yang unggul untuk dapat mengelola Negara ini menjadi lebih baik, efektif dan efisien.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dan bertanggungjawab dalam mencetak dan mempersiapkan generasi indonesia yang berkualitas dan unggul. Namun untuk mencapai tujuan ini diperlukan upaya dan inovasi yang tentunya melibatkan berbagai pihak. Dalam hal ini seorang guru memiliki peran yang signifikan karena terlibat langsung dalam proses pendidikan di sekolah. Seorang guru berkewajiban melaksanakan pembelajaran serta menjadi fasilitator dalam menciptakan iklim belajar yang optimal bagi peserta didik. 

Membaca merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam belajar terutama bagi para siswa sekolah, karena dengan membaca banyak manfaat yang bisa di ambil, antara lain dengan banyak membaca maka pengetahuan siswa akan semakin berkembang, semakin luas cakrawala berfikirnya. Oleh karena itu kegiatan dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari kegiatan membaca, sebut saja dalam mengulang materi pelajaran yang disajikan oleh guru maupun dalam mencari bahan pendukung dalam mengasosiasikan keterangan guru, begitu juga dalam mengerjakan tugas-tugas. Persoalan yang muncul adalah kurangnya minat baca para siswa dalam menunjang kegiatan belajar mengajar tersebut

Pembinaan minat baca serta kebiasaan membaca merupakan usaha yang harus dimulai seawal mungkin. Karena menumbuhkan minat atau kegemaran membaca tidak dapat dicapai secara langsung sehingga harus melalui proses dalam penanaman dan pembiasaan yang berturut-turut. Minat baca tidak akan timbul begitu saja tanpa adanya bimbingan dari orang tua atau guru. Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi atau keinginan seseorang terhadap sesuatu. Seperti halnya minat baca anak adalah kemauan atau keinginan seseorang untuk mengenal huruf untuk menangkap makna dari tulisan tersebut. Sedangkan menurut Farida Rahim minat itu keinginan yang kuat yang disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.

Dalam kegiatan membaca ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu minat (perpaduan anatara keinginan, kemauan) dan keterampilan membaca, yaitu keterampilan mata dan penguasaan teknik membaca dengan sasaran terwujudnya kebiasaan membaca efesien. Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar seorang anak. Aspek afektif itu aspek yang mengidentifikasi dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Minat juga bisa diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi kepada suatu sumber bacaan tertentu. Sedangkan budaya membaca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.

Tujuan dengan adanya minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading sosiety), masyarakat belajar (learning socierty), dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang berkualitas. Bertumbuhnya minat baca anak akan menyebabkan kebiasaan membaca berkembang dan meningkatnya keterampilan dalam membaca. Selain itu, dengan membaca maka akan membuka wawasan, meningkatkan pengertahuan dan keterampilan serta meningkatkan kreativitas sehingga anak semakin bersemangat untuk terus menerus membaca.

Namun faktanya pada saat sekarang ini, rendahnya minat baca dikalangan siswa masih menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia. Begitu juga halnya dengan yang terjadi di SDN 008 Rambah Hilir khususnya pada siswa Kelas VI. Minat membaca siswa di Kelas VI SDN 008 masih tergolong rendah. Hal ini bisa  dilihat dari jarangnya siswa membaca diluar waktu belajar serta sedikitnya buku yang telah dibaca siswa. Rendahnya minat membaca siswa juga bisa dilihat dari jarangnya siswa berkunjung siswa Kelas VI ke perpustakaan. Para siswa lebih memilih di kelas, bercerita dengan teman, dibandingkan dengan membaca buku ke perpustakaan.

Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap siswa Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir, rendahnya minat baca siswa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini :

  • Minimnya peran orangtua dalam menumbuhkan kebiasaan membaca pada anak.
  • Belum tersedianya pojok baca di kelas yang menyediakan buku bacaan yang menarik untuk dibaca.
  • Meningkatnya penggunaan gawai di masa pandemi membuat siswa lebih senang bermain gawai atau menonton televisi dari pada membaca buku.

Kondisi rendahnya minat baca siswa tersebut tentu tak boleh dibiarkan berlarut. Diperlukan upaya-upaya tertentu, untuk meningkatkan minat membaca siswa khususnya siswa di Kelas VI SD 008 Rambah Hilir. Pengelolaan minat baca kepada anak melalui pojok baca adalah langkah pertama yang bisa dilakukan guru untuk menumbuhkan minat membaca anak. karena anak termasuk masa yang baik untuk menumbuhkan kebiasaan yang nantinya kebiasaan ini akan membawa sampai dewasa nanti. Seperti di buku panduan gerakan literasi sekolah ada tiga tahap salah satunya itu tahap pengembangan, tahap pembiasaan, dan tahap pembelajaran.Upaya tersebut selain bermanfaat bagi peserta didik, tentu juga berperan dalam peningkatan nilai layanan mutu sekolah kepada masyarakat.  

PEMBAHASAN

Keterampilan  sekolah  sangat  penting  dalam pelaksanaan  suatu  program  pembelajaran ataupun program penunjang pembelajaran. Pihak  sekolah  perlu  memfasilitasinya  kegiatan  literasi  salah  satunya  dengan  cara membuat pojok bacaan di kelas. Keberadaan pojok baca di dalam kelas ditujukan agar siswa memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan buku sebagai sumber bacaan. Sebaliknya belum tersedianya pojok baca di kelas bisa menjadi faktor penyebab rendahnya minat baca siswa, karena siswa merasa sulit mendapatkan sumber bacaan diluar buku pelajaran pokok. 

Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pemanfaatan pojok baca untuk meningkatkan minat baca siswa Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir adalah sebagai berikut :

  • Mendiskusikan atau mengkoordinasikan rancangan pembuatan pojok baca untuk siswa di Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir dengan kepala sekolah. Tahapan kegiatan yang pertama dilakukan adalah berdiskusi dan meminta perizinan serta saran dan masukan dari kepala sekolah mengenai rancangan pojok baca yang akan dibuat di Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir.
  • Mensosialisasikan kepada siswa Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir mengenai rancangan, tujuan dan fungsi pojok baca di Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir.
  • Pojok baca yang diadakan di Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir adalah sebuah sudut kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku yang ditata secara menarik. Pojok baca berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan SD, yaitu mendekatkan buku kepada peserta didik. Pojok baca ini nanti akan dikelola oleh guru dan siswa Kelas VI. pojok baca tersebut berbeda dengan perpustakaan karena pojok baca dimiliki oleh siswa dan merupakan bagian dari kelas mereka yang mana buku mudah diakses mereka. siswa memiliki kebebasan memilih buku-buku untuk diri mereka sendiri dan membaca berbagai buku-buku menarik yang ditampilkan. Pojok baca adalah tanggung jawab kolektif guru dan siswa. Siswa harus diberikan tanggung jawab untuk menjaga buku-buku di pojok baca. 
  • Pojok baca harus memiliki desain yang menarik dan pencahayaan yang cukup, pencahayaan yang tepat harus diatur agar siswa merasa nyaman pada saat membaca. Selain itu, pojok baca juga harus memiliki koleksi yang menarik untuk siswa. Pemilihan koleksi bisa berupa cerpen, novel atau cerita-cerita yang menarik.
  • Pembuatan dan Pengelolaan Pojok Baca. Pengelolaan pojok baca sangat mempengaruhi keberhasilan keberadaan pojok baca dalam meningkatkan minat baca siswa. Oleh karena itu, diperlukan panduan untuk mengetahui pengelolaan pojok baca yang baik.

Tahapan dalam membuat dan mengelola pojok baca adalah sebagai berikut:

  • Menyediakan sebagian area di kelas untuk menyimpan koleksi bahan pustaka.
  • Merancang denah penempatan dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, keamanan dan kenyamanan peserta didik.
  • Merancang model penataan koleksi bahan pustaka. Menyediakan tempat/rak koleksi yang cukup, kuat, dan aman.
  • Menentukan, memilah, dan menyediakan jenis koleksi bahan pustaka yang akan ditempatkan di sudut baca kelas, sesuai dengan minat dan jenjang/kemampuan baca peserta didik.
  • Menyiapkan koleksi bahan pustaka dari perpustakaan minimal sejumlah peserta didik di kelas tersebut.
  • Menyiapkan koleksi bahan pustaka dari perpustakaan minimal sejumlah peserta didik di kelas tersebut.
  • Menata koleksi bahan pustaka pada tempat/rak yang telah disediakan (dilakukan oleh guru bersama peserta didik).
  • Menyiapkan buku rekap baca (berisi nama peserta didik dan judul buku)
  • Koleksi sudut baca kelas sebaiknya selalu diperbarui untuk mempertahankan minat baca peserta didik minimal 1 bulan sekali. Tanggung jawab pengelolaan sudut baca kelas melibatkan guru kelas dan peserta didik.
  • Guru mengkoordinir siswa untuk membaca koleksi buku di pojok baca secara rutin dengan alokasi waktu sekitar 10 menit setiap pagi sebelum kegiatan belajar di mulai.

       Dengan kegaiatan pembiasaan membaca secara rutin ini, diharapkan dapat meningkatkan minat membaca siswa serta mampu menumbuhkan budaya literasi di SDN 008 Rambah Hilir, khususnya di Kelas VI. 

REKOMENDASI 

Beberapa rekomendasi dari penulis berkaitan dengan pemanfaatan pojok baca untuk meningkatkan minat baca siswa Kelas VI SDN 008 Rambah Hilir adalah sebagai berikut :

  • Semakin berkualitas pojok baca maka semakin tinggi pula minat baca siswa. Hal itu menunjukkan bahwa dampak pojok baca terhadap minat baca juga ditentukan oleh pengelolaan dari pojok baca, seperti penataan, dekorasi, koleksi buku, pembaruan koleksi buku, dan lain sebagainya.
  • Guru harus memahami mengenai pemanfaatan pojok baca, guru juga harus memberikan contoh teladan yang baik dengan mencontohkan anak untuk menyukai buku bacaan. Dalam pemanfaatan pojok baca guru harus bisa mengajak anak untuk berperan aktif dan senantiasa memotivasi anak dalam meningkatkan minat baca.
  • Siswa juga harus berperan aktif dalam pemanfaatan pojok baca. Selain itu siswa juga dapat memberikan karya mereka untuk menjadikan pojok baca lebih menarik dan kreatif. Dengan adanya sumber belajar yang menarik maka dapat meningkatkan dan menumbuhkan minat baca anak.
  • Guru kelas yang lain juga bisa menerapkan pemanfaatan pojok baca di kelas masing-masing sehingga bisa mendukung dalam percepatan pertumbuhan budaya literasi di lingkungan SDN 008 Rambah Hilir.

DAFTAR PUSTAKA

Dalman, 2014, Keterampilan Membaca, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Stiggins, R.J. Merril. 1994. Student Centered Clasroom Assessment. New York: MCMiller College PublishingCo

Idris Kamah, 2022, Pedoman Pembinaan Minat Baca, Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Tim Gerak Literasi Nasional, 2017, Panduan Gerakan Literasi Nasional , Jakarta: Kemendikbud,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun