Sambil jalan saya terus memperhatikan sekitar, jelas sekali alam Pahoman sudah jauh berbeda. Meski hawanya masih terasa sejuk, tampak di sisi kiri ada sebuah rumah/villa berukuran besar yang dipagar tinggi. Seingat saya dulu disitu masih rimbun dengan pepohonan.
Dan ketika tiba di tempat yang di tuju, sungguh kaget dibuatnya. Sejenak hanya tertegun menyaksikan betapa Pahoman yang dulu begitu terbuka dan menyatu dengan alam, kini tidak lagi.
Tempat itu kini telah dipagar yang di dalamnya juga terdapat beberapa bangunan permanen. Mungkin yang satu berupa  bangunan mushola, tapi yang satu lagi entah bangunan apa.
Terlihat ada beberapa kuncen disitu, juga dua buah kotak amal jariah. Selain beberapa pohon besar sudah tidak ada, sumber mata air-nya pun jauh dari kesan alami. Terdapat sekat-sekat tembok juga banyak slang yang terpasang bertumpuk pada bagian sisi sumurnya. Padahal dulu hanya ada satu pipa besi yang menempel disitu, yang mengalirkan air ke penampungan dibawah untuk kebutuhan warga. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H