Kedua hewan itu kemudian berhitung,"satu......dua......tiga!"
Kancil lari seperti dikejar pak tani.
Dua ratus meter lebih kancil sudah berlari. Ia merasa pasti menang karena tidak ada tanda-tanda gerakan di air sebelahnya.
"Kura-kura bodoh!"
"Ya" terdengar jawaban di depannya. Satu kepala kura-kura menyembul keluar dari air.
Kancil terkejut bukan main. Segera ia mempercepat larinya seperti di kejar anjing pak tani. Sudah 1 kilometer lebih ia berlari, kembali ia berteriak,"kura-kura bodoh."
"Ya!
Kembali terdengar jawaban di depannya. Satu kepala kura-kura menyembul keluar dari air. Knacil benar-benar tidak habis pikir. Ia bertekad untuk berlari sekencang-kencangnya dan tidak perlu tengak-tengok lagi. Namun betapa kecewanya dia ketika jarak pandangnya sampai ke pohon beringin. Seekor kura-kura sedang enak-enak berjemur di bawah pohon beringin! Tanpa menyelesaikan pertandingannya, kancil berlari masuk ke hutan!
Itulah cerita kura-kura. Bagi saya, kura-kura dalam cerita diatas kesombongan dan kelicikannya melebihi kancil. Menghalalkan segala cara untuk menang. Dalam kesehariannya gerakan kura-kura sangat lambat dan bersifat pengecut. Kura-kura adalah hewan yang senang bersembunyi di balik kekerasan batoknya ketika mendapat masalah.
Saya tidak mengerti mengapa gedung DPR sekarang mengambil bentuk kura-kura. Mungkin itu sebuah peringatan agar penghuninya tidak seperti kura-kura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H