Pernahkah saat asyik membaca buku, tiba-tiba pikiran Anda seperti melamun, melayang-layang entah kemana sehingga enggak paham apa yang sedang dibaca? Jangan khawatir, Anda tidak sendiri. Banyak orang saat membaca buku juga mengalami seolah-olah tidak sepenuhnya hadir, melamun atau kehilangan konsentrasi dan fokus pada aktivitas membaca bukunya. Fenomena yang sering terjadi ini disebut zoning out.
Seringnya terkena zoning out ini membuat aktivitas membaca buku menjadi kurang menarik, membosankan bahkan menjengkelkan. Sehingga sering mematahkan semangat orang yang ingin membaca buku. Akibatnya tak jarang orang menjadi malas membaca buku lagi. Meskipun sebenarnya kegiatan membaca buku adalah kegiatan yang sebelumnya disukainya.
Lalu apa sih yang menyebabkan seseorang yang sedang asyik membaca buku bisa terkena zoning out?
Banyak studi dan penelitian menyatakan bahwa kondisi zoning out dapat disebabkan oleh berbagai hal, satu diantaranya disebabkan oleh hilangnya fokus atau konsentrasi saat membaca buku.
Smallwood et al. (2007) menemukan bahwa zoning out saat membaca berkorelasi dengan penurunan pemahaman teks. Mereka mengamati bahwa pikiran yang mengembara selama membaca dapat mengganggu proses penyandian informasi ke dalam memori.
Penelitian oleh Schooler et al. (2004) menunjukkan bahwa pembaca sering tidak menyadari ketika mereka mulai melamun. Hal ini menunjukkan bahwa zoning out terjadi secara tidak sadar dan dapat berlangsung cukup lama sebelum seseorang menyadarinya.
Studi oleh Unsworth dan McMillan (2013) mengungkapkan bahwa kapasitas memori kerja yang lebih rendah berkorelasi dengan peningkatan frekuensi zoning out saat membaca. Ini menunjukkan peran penting kemampuan kognitif dalam mempertahankan fokus.
Franklin et al. (2011) menemukan bahwa zoning out lebih sering terjadi saat membaca teks yang dianggap membosankan atau kurang menarik oleh pembaca. Ini menekankan pentingnya minat dan motivasi dalam mempertahankan konsentrasi.
Penelitian oleh Seli et al. (2016) membedakan antara zoning out yang disengaja (ketika seseorang sadar memilih untuk melamun) dan yang tidak disengaja (ketika perhatian teralihkan tanpa niat). Keduanya dapat mengganggu pemahaman bacaan, tetapi memiliki penyebab dan dampak yang berbeda.
Dari berbagai hasil peneitian diatas, dapat kita simpulkan bahwa zoning out saat membaca buku umumnya terjadi karena otak kita memiliki kapasitas terbatas untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu lama sehingga wajar kalau tiba-tiba kita kehilangan focus dan konsentrasi saat membaca buku.
Memang sangat menjengkelkan jika awalnya kita sudah menyiapkan diri untuk membaca agar dapat memahami isi bacaan, lalu tiba-tiba tanpa sadar kita memikirkan hal lain, melamun atau bahkan sampai tergeragap kaget.
Dampak lebih buruk adalah kita jadi tidak tahu apa yang sedang kita baca. Kita tidak paham apa yang sedang kita baca. Kita tidak mengerri apa yang sedang kita baca.
Kalau sudah begini, maka kegiatan membaca buku menjadi sia-sia. Masih bagus kalau setelah mengalami zoning out lalu kita mencoba fokus kembali untuk kembali membaca buku lagi. Tetapi menjadi sayang  kalau ternyata kita jadi patah semangat dan tak lagi mau membaca buku.
Oleh karena zoning out disebabkan oleh hilangnya konsentrasi atau fokus, maka untuk menghidari terjadinya zonig out harus diatasi dengan upaya-upaya yang dapat meningkatkan fokus atau konsentrasi. Â
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus saat membaca buku adalah dengan metode mindfullness.
Mindfullness adalah keadaan sadar dan fokus pada momen saat ini, yaitu aktivitas membaca buku,  tanpa penilaian atau reaksi berlebihan terhadap pikiran dan perasaan yang muncul. Sedangkan metode mindfullness adalah keterampilan yang dapat dikembangkan melalui praktik konsisten. Dengan menerapkannya secara teratur, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan sehari-hari termasuk kemampuan membaca buku.
Metode mindfullness dapat dilakukan dengan cara focus pada setiap kata yang dibaca. Jangan terburu-buru melompati bagian teks agar kita dapat membaca kalimat secara utuh. Serta dapat memahami konteks dan makna yang lebih mendalam dari sekedar teks. Cara ini akan lebih terbantu jika kita dapat memvisualkan atau menggambarkan dalam pikiran kita apa yang sedang kita baca.
Selain itu, setelah kegiatan membaca selesai, ada baiknya kita merenungkan kembali apa yang telah kita baca. Apa yang dapat kita pelajari dari bacaan tersebut. Kalau perlu, tuliskan poin-poin penting atau ringkasannya secara singkat dengan Bahasa kita untuk lebih memperkuat pemahaman.
Dengan semakin meningkatnya perhatian seseorang terhadap buku yang dibacanya akan dapat meningkatkan rasa penasaran dan ingin tahu terhadap isi bukunya. Adanya peningkatan perhatian terhadap isi buku, akan merangsang munculnya fokus yang lebih tinggi terhadap kalimat-kalimat yang sedang dibaca.
Jadi, kalau Anda masih mengalami zoning out saat membaca buku, coba renungkan kembali kenapa Anda ingin membaca buku itu? Apa menariknya buku itu? Apa manfaatnya buku itu bagi Anda?
Jika beberapa pertanyaan tersebut dapat kita jawab dengan mudah, cobalah membaca buku lagi, pasti Anda akan merasa bedanya. Pasti merasa lebih nyaman. Merasa kebih fokus dan akan dapat dengan mudah memahami apa isi buku yang sedang Anda baca tanpa gangguan zoning out lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H