Mohon tunggu...
Jamrin Abubakar
Jamrin Abubakar Mohon Tunggu... Jurnalis - wartawan

Penulis sejarah dan budaya yang beraktivitas di Donggala

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Apollo Theater Hingga Muara: Sejarah Bioskop di Donggala (Sebuah Pengantar)

18 Desember 2024   20:47 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:58 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stempel organisasi Gembira Theater Donggala (foto Jamrin Abubakar)

DENGAN mengucapkan Alhamdulillah, setelah melakukan penelitian tentang sejarah bioskop di Kota Donggala, Sulawesi Tengah, akhirnya dapat terwujud sebuah karya tulis seperti yang Anda baca.

Penulisan ini tidak mudah untuk mewujudkan disebabkan beberapa faktor, di antaranya aktivitas bioskop sudah lama tutup, nyaris terlupakan dalam memori publik. Sulitnya mendapatkan dokumen terkait keberadaan bioskop, narasumber terbatas terutama yang pernah jadi pelaku usaha bioskop, dan tidak adanya minat sejarawan (akademis) melakukan kajian tentang film dan bioskop di Sulawesi Tengah, sehingga sulit mendapat rujukan penelitian ini. Kecuali secara nasional cukup banyak buku perfilman ditulis pelaku film maupun sejarawan di Jakarta. Beberapa perguruan tinggi di Jawa dan Sumatra banyak mahasiswa melakukan kajian dalam bentuk skripsi dan tesis menginspirasi penulis meneliti khusus di Kota Donggala.

Rancangan cover buku Seajarah Bioskop Donggala (foto desain Sunlie)
Rancangan cover buku Seajarah Bioskop Donggala (foto desain Sunlie)

          Tidak adanya minat sejarawan melakukan penelitian tentang bioskop di daerah ini, dibuktikan minimnya karya ilmiah bentuk buku, skripsi atau tesis terkait bioskop di Sulawesi Tengah. Bioskop merupakan bagian dinamika sosial budaya, ekonomi dan pendidikan masih terabaikan dalam kajian atau memang tidak dianggap penting? Padahal bioskop memiliki matarantai industri dan hiburan secara nasional cukup lama menjadi sumber perekonomian, puncaknya di Sulawesi Tengah pernah terdapat 50 unit bioskop. Dari segi historis Donggala termasuk kota yang lebih awal memiliki gedung bioskop ketimbang daerah lain di Indonesia. Pada zaman Hindia Belanda terdapat Bioskop Apollo Theater di Donggala. Ini menunjukkan satu bukti nyata bahwa Donggala pernah diperhitungkan dalam jaringan seni pertunjukan modern. Terdorong dengan secuil data tersebut, penulis menjadikan Apollo Theater sebagai langkah awal penelusuran, dilanjutkan penelitian bioskop-bioskop berikutnya.

Stempel organisasi Gembira Theater Donggala (foto Jamrin Abubakar)
Stempel organisasi Gembira Theater Donggala (foto Jamrin Abubakar)

Pengumpulan data dan informasi penelitian ini menghasilkan sebuah karya tulis diawali dengan membaca puluhan buku dan ratusan artikel atau tulisan dengan tema terkait. Data terpenting diperoleh dari dokumen arsip milik H. Muhammad Dachlan (disingkat M. Dachlan) yang disimpan oleh ahli warisnya. H.M. Dachlan, salah satu tokoh utama di kepengurusan Persatuan Gembira Theater Donggala, sebuah perkumpulan penyewaan gedung pertunjukan di Donggala sejak tahun 1950 hingga 1990-an. Berdasarkan dokumen arsip itu dapat dijadikan bahan analisis dan selanjutnya penulis mewawancarai beberapa narasumber.

Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini menginspirasi mahasiswa, pegiat literasi, sejarawan atau pihak lain dapat melakukan kajian serupa di Kota Palu, Poso dan Luwuk yang pernah memiliki banyak gedung bioskop. Tulisan tentang bioskop dapat menambah khazanah pustaka sejarah sosial Sulawesi Tengah bagian dari sejarah nasional. Hasil penelitian ini penulis diberi judul: Sejarah Bioskop di Donggala: Apollo Theater hingga Muara 1936-1996.

Salah satu kartu saham pemegang bioskop di Donggala zaman dahulu (foto jamrin Abubakar)
Salah satu kartu saham pemegang bioskop di Donggala zaman dahulu (foto jamrin Abubakar)

Demikian pengantar dari penulis. Saya ucapkan terima kasih pada pihak yang telah memberi informasi dan dukungan. Seluruh pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu sejak penelitian hingga penulisan, diucapkan terima kasih. Semoga Allah memberi hidayah. 

  Donggala, 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun