Mohon tunggu...
JAMRIN ABUBAKAR
JAMRIN ABUBAKAR Mohon Tunggu... -

Berprofesi sebagai wartawan sejak 1991 dan peminat masalah seni dan budaya. Tulisan pernah dipublikasikan Majalah PANJI MASYARAKAT, majalah INTISARI, Mingguan SULUH NASIONAL, PELOPOR KARYA (keduanya sudah tidak terbit)Harian Radar Sulteng, Harian Mercusuar, Harian MEDIA ALKHAIRAAT. Pernah menulis buku WAJAH KESUSASTRAAN INDONESIA DI PALU (1995) (fotokopy), MENGENAL KHAZANAH BUDAYA DAN MASYARAKAT LEMBAH PALU (1999)keduanya diterbitkan Yayasan Kebudayaan Sulawesi Tengah. Saat ini sedang menulis buku; ALIMIN LASASI DEMI PANGGUNG TEATER,HASAN M. BAHASYUAN KOMPONIS LEGENDARIS TANAH KAILI, MASYHUDDIN MASYHUDA (Penyair Dari Kuala Sampai Samudra). Selain itu juga menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perempuan Kota Palu di Panggung Politik

20 Maret 2010   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:18 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran HATI satu-satunya perempuan, bukan saja akan memberi inspirasi baru bagi kaum perempuan muda, tapi juga kaum muda lainnya, tak terkecuali ibu-ibu yang selama ini banyak aspirasinya tidak terwadahi. Nah, dengan perempuan menjadi pemimpin, berbagai problem sosial ekonomi yang banyak melibatkan kaum perempuan, maka kebijakan pembangunan yang membela kepentingan kaum perempuan akan makin terbuka. Apalagi secara rasio penduduk Kota Palu jenis kelamin perempun lebih banyak ketimbang laki-laki.

Momentum Pilkada 2010 bagi warga Kota Palu merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan secara langsung. Ketika Pilkada 2005 lalu, tak seorang pun perempuan Palu yang mencalonkan diri sebagai walikota maupun sekedar mewarnai wacana. Tahun 2010 ini menjadi langkah baru yang sangat monumental sekaligus menjadi "semangat baru" menuju tampilnya pemimpin baru dari kaum muda.

Di antara tokoh bakal calon walikota maupun wakil yang selama ini namanya santer disebut-sebut seperti Rusdy Mastura, Mulhanan Tombolotutu, Helmy D. Yambas, Hidayat, Kamil Badrun, Yos Sudarso, Arman Djanggola, hanya HATI yang termuda di antara mereka. Tentu memiliki pemikiran yang berprospektif jauh ke depan memajukan Kota Palu yang dinamis dalam pembangunan. Akankah terwujud? Rakyatlah yang akan menjawab sebagai penentu.*

(Mercusuar, Rabu 3 Maret 2010)

(Penulis pemerhati seni dan budaya di Palu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun