Mohon tunggu...
Jamjam Sapaat
Jamjam Sapaat Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati Pendidikan

Awardee of Teacher's Profesional Development in South Australia 2017 | Teacher Training in University of Adelaide

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diversifikasi Kurikulum: Langkah Awal Memahami Merdeka Belajar

13 Februari 2022   20:06 Diperbarui: 13 Februari 2022   20:08 4068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pola terkahir dalam diversifikasi intrakurikuler adalah adanya mata pelajaran tersendiri seperti muatan lokal. Konteks dan karakteristik ini juga dapat menggunakan berbagai keunggulan yang sesuai misalnya kemaritiman, pertanian, jasa/niaga, atau sesuai dengan kewilayahan, geososiokultural maupun kebutuhan sekolah. Dalam pengimplementasiannya dapat bersifat kontinyu atau diskontinyu.

Pengembangan selanjutnya dalam diversifikasi kokulikuler. Kegiatan kokurikuler ini merupakan kegiatan untuk menghayati dan mendalami pembelajaran yang telah dilakukan termasuk untuk penguatan literasi dan numerasi.

Kegiatan kokurikuler ini pun bisa dilakukan oleh individu maupun kelompok, misalnya observasi lapangan, kunjungan wisata edukasi dengan hasil laporan peserta didik dalam bentuk tulisan, vlog, maupun film pendek agar para peserta didik tidak hanya sekedar berkunjung saja, sehingga setelah mereka bereduwisata diharapkan kegiatan kokurikuler ini mampu memperkuat layanan intrakurikuler dengan lebih memperhatikan keragaman peserta didik pada berbagai konteks.

Pengembangan yang ketiga dalam kurikulum adalah diversifikasi ekstrakurikuler. Pengembangan ini merupakan kegiatan di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler dengan kegiatan yang terprogram. 

Kegiatan ini di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk memperkaya khasanah diversiifikasi dalam mencapai tujuan pendidikan.

 Adapun jenis kegiatan ini bisa berupa kegiatan ekstrakurikuler seni, bela diri, tari, fotografi, olaharaga di antaranya sepak bola, basket, voli, bulu tangkis dan lain-lain sesuai kebutuhan minat dan bakat peserta didik.

Pengembangan layanan diversifikasi kurikulum yang terakhir adalah pembiasaan budaya sekolah. kegiatan ini lebih kepada kegiatan rutinitas peserta didik secara terjadwal dan terus menerus dengan penekanan pada pembiasaan menjadi budaya sekolah. salah satu contohnya adalah satuan pendidikan atau sekolah membiasakan peserta didiknya sebelum masuk jam pertama dibiasakan membaca 15 menit, berdo bersama, memperingati hari-hari nasional, upacara, dan kebiasaan lainnya yang positif baik untuk peserta didik, guru dan seluruh warga yang sesuai dengan budaya sekolah, insan yang literat, serta nilai-nilai lokal yang positif dengan memperhatikan kebhinekaan.

Setelah menganalisis semua konteks diversifikasi kurikulum itu sendiri, maka selanjutnya para pemangku dan penyusun kurikulum harus mampu merumuskan dan menuangkan ide-ide diversifikasi kurikulum. Ide-ide ini nantinya mendiversifikasikan KTSP lebih sesuai dengan potensi daerah, karakteristik satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik. 

Di sinilah letak eksistensi satuan pendidikan akan terlihat jika mampu mengoptimalisasikan implementasi diversifikasi kurikulum ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu, refleksi dan tindak lanjut dari implementasi ide-ide yang akan dituangkan ke dalam Dokumen 1, Dokumen 2 dan Dokumen 3 tersebut perlu didiskusikan, disusun dan dikomunikasikan kembali ke Dinas Pendidikan agar hasil dan kendala dapat ditangani secara bersama dan menjadi tanggung jawab bersama untuk memajukan desentralisasi pendidikan di Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun