Padahal dalam satu penggalan penjelasannya dr. Terawan mengatakan bahwa ada relawannya yang bertugas sebagai cleaning service di bagian penanganan covid-19 di runah sakit, sudah 6 bulan ini tetap sehat-sehat saja. Artinya vaksin nusantara ampuh menangkal serbuan  virus covid-19.
Dalam benak saya berkecamuk pikiran-pikiran yang tidak bisa mengerti, mengapa usaha untuk mengatasi persoalan serius bangsa, bahkan boleh dikatakan ini adalah soal kelangsungan kehidupan kita bernegara mengalami hambatan yang begitu besar.
Tidakkah boleh kita mengesampingkan dulu hasrat-hasrat untuk saling bertentang demi sebuah tujuan yang lebih besar.
Kalau saja semua tenaga kesehatan - apakah itu dokter, perawat, dan tenaga penunjang lain, mendengarkan RDP DPR tadi dengan dr. Terawan, mereka tentu dengan senang hati disuntik vaksin nusantara. Karena bagi mereka apapun itu harus dicoba agar tetap hidup dan sehat menghadapi covid-19, walaupun itu sekedar meminum air jahe hangat. Padahal vaksin nusantara lebih baik dari air jahe hangat atau "obat cacing" yang sekarang lagi trend - katanya bisa menghalau virus covid-19.
Saran saya ke dokter Terawan, jangan putus asa. Kalau nanti uji klinis ke-3 tidak boleh di Indonesia, hubungi saja pemerintah India, mereka pasti dengan senang hati menerima dokter dan tim disana. Dalam bayangan saya, dokter dan tim akan dibentangkan karpet merah disana.
Dan kalaupun nanti vaksin nusantara itu tidak bisa diproduksi di Indonesia, produksi saja di India, nanti produk yang sudah jadinya di ekspor ke Indonesia - dan saya titip supaya tetap di beri nama vaksin nusantara. Kalau bisa importirnya di Indonesia nanti dokter saja yang pegang, karena pastilah harganya akan terjangkau.
Hidup itu sederhana, tidak rumit. Ada waktunya bertengkar dan berselisih, tapi ada juga waktunya untuk saling berangkul menyelesaikan masalah bersama. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H