Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vaksin Terawan atau Vaksin Nusantara

19 Juni 2021   11:27 Diperbarui: 19 Juni 2021   11:48 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya baru saja mendengarkan rapat dengar pendapat (RDP) di komisi VII DPR yang mengundang dr. Terawan - mantan menteri kesehatan, untuk memaparkan apa itu vaksin nusantara.

Selama ini saya tidak begitu lengkap mendapatkan penjelasan tentang vaksin ini, mungkin yang terbanyak adalah dari tulisan Dahlan Iskan yang memang die hard dari vaksin nusantara ini.

Setelah menyimak dengan seksama, dengan terlebih dahulu mengosongkan pikiran dari berbagai prasangka terhadap topik ini, saya mendapatkan gambaran yang sedikit lengkap karena diungkapkan oleh dr. Terawan sendiri sebagai penggagas vaksin ini.

Dalam tayangan RDP DPR tersebut, dipaparkan dengan jelas bagaimana proses pembuatan vaksin nusantara hingga produk jadinya kelak dan bagaimana implementasi vaksin di tangan pengguna akhir.

Semua alurnya logis dan sangat sederhana menurut saya. Entah dr. Terawan nya yang pintar mengemas penjelasannya atau memang sebetulnya persoalan itu sederhana saja seperti yang dijabarkannya.

Satu kata dari saya, mungkin vaksin nusantara ini adalah jawaban doa dari kita semua berjuta-juta rakyat Indonesia, agar pandemi covid-19 ini musnah di bumi pertiwi. Dan Tuhan menunjukkannya dari seorang yang lahir dari rahim bumi pertiwi sendiri yakni dr. Terawan. Sungguh indah sekali kasih Tuhan kepada kita semua.

Dalam paparan itu juga diungkapkan oleh seorang anggota DPR yang mengatakan bahwa ia sudah di suntik vaksin nusantara sebagai relawan dan hari ini katanya sudah masuk hari ke-54 dan tidak apa-apa kondisinya. Bahkan ia merasa lebih sehat.

Tanpa malu-malu lagi seorang ibu anggota komisi VII mengungkapkan bahwa ia mempunyai penyakit autoimun, dan tidak berani di vaksin menggunakan vaksin yang ada saat ini. Dan ia menggunakan forum RDP itu bertanya apakah vaksin nusantara bisa ia pergunakan. Lalu dengan bijaksana dr. Terawan mengatakan bahwa ada salah satu public figure dengan kasus yang sama seperti dia, saat ini sudah di suntik dengan vaksin nusantara. Dan tidak apa-apa.

Dan bagian yang menarik nya adalah dr. Terawan mengatakan bahwa perubahan atau mutasi virus ini dengan mudah bisa di hadapi dengan vaksin nusantara, cukup dengan menambahkan  potongan mutasi virus baru kedalam antigen dan langsung jadi vaksin dalam kurun waktu hanya 8 hari saja.

Jika saja perwakilan pemerintah India mendengar rekamanan RDP itu, mungkin dr. Terawan sudah mendapatkan lampu hijau untuk melakukan uji klinis tahap 3 di India. Karena uji klinis tahap 3 vaksin nusantara tidak boleh dilakukan di Indonesia.

Padahal dalam satu penggalan penjelasannya dr. Terawan mengatakan bahwa ada relawannya yang bertugas sebagai cleaning service di bagian penanganan covid-19 di runah sakit, sudah 6 bulan ini tetap sehat-sehat saja. Artinya vaksin nusantara ampuh menangkal serbuan  virus covid-19.

Dalam benak saya berkecamuk pikiran-pikiran yang tidak bisa mengerti, mengapa usaha untuk mengatasi persoalan serius bangsa, bahkan boleh dikatakan ini adalah soal kelangsungan kehidupan kita bernegara mengalami hambatan yang begitu besar.

Tidakkah boleh kita mengesampingkan dulu hasrat-hasrat untuk saling bertentang demi sebuah tujuan yang lebih besar.

Kalau saja semua tenaga kesehatan - apakah itu dokter, perawat, dan tenaga penunjang lain, mendengarkan RDP DPR tadi dengan dr. Terawan, mereka tentu dengan senang hati disuntik vaksin nusantara. Karena bagi mereka apapun itu harus dicoba agar tetap hidup dan sehat menghadapi covid-19, walaupun itu sekedar meminum air jahe hangat. Padahal vaksin nusantara lebih baik dari air jahe hangat atau "obat cacing" yang sekarang lagi trend - katanya bisa menghalau virus covid-19.

Saran saya ke dokter Terawan, jangan putus asa. Kalau nanti uji klinis ke-3 tidak boleh di Indonesia, hubungi saja pemerintah India, mereka pasti dengan senang hati menerima dokter dan tim disana. Dalam bayangan saya, dokter dan tim akan dibentangkan karpet merah disana.

Dan kalaupun nanti vaksin nusantara itu tidak bisa diproduksi di Indonesia, produksi saja di India, nanti produk yang sudah jadinya di ekspor ke Indonesia - dan saya titip supaya tetap di beri nama vaksin nusantara. Kalau bisa importirnya di Indonesia nanti dokter saja yang pegang, karena pastilah harganya akan terjangkau.

Hidup itu sederhana, tidak rumit. Ada waktunya bertengkar dan berselisih, tapi ada juga waktunya untuk saling berangkul menyelesaikan masalah bersama. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun