Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Harris Hartanto: Jangan Bicara Kopi Kalau Belum Kenal dengan Tanaman Kopi

6 Januari 2019   16:58 Diperbarui: 7 Januari 2019   10:55 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi yang disajikan Coffeenatics rasanya khas dan diolah sendiri foto dok. pribadi

Setelah menamatkan kuliahnya di Monash University, Melbourne, Australia, Harris Hartanto tidak pernah bermimpi kalau akhirnya ia memutuskan untuk menekuni bisnis 'Kopi' dengan nama Coffeenatics dibilangan Jalan Teuku Cik Ditiro, tepatnya di depan sekolah SMA N 1 Medan. 

Ia mulai tertarik dengan dunia kopi sewaktu masih kuliah di Australia dan ketika berkesempatan menyicipi kopi dengan rasa yang beragam, sesuatu yang beda dari apa yang biasanya ia rasakan dan dari belahan dunia yang berbeda.

Ketertarikan Harris semakin beralasan ketika dirinya menyadari Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia, tapi sangat jarang sekali menemui kopi Indonesia di Australia, terutama di Melbourne. 

Ternyata banyak pelaku kopi di Australia yang meng-asosiasikan kopi Indonesia dengan kualitas yang lebih rendah, dengan alasan ilmu pasca panen kopi yang belum begitu sempurna. Menjadikan salah satu visi Coffeenatics untuk memperkenalkan kopi terbaik Indonesia ke luar Negeri terutama Australia

Ketika memulainya 4 tahun lalu, Harris Hartanto hanya mengandalkan ilmu dan pengalamannya yang ia dapatkan di Australia. Sambil kuliah, perlahan tapi pasti, Harris juga banyak mengikuti pelatihan di bidang kopi. 

Ia juga mulai belajar bagaimana membedakan kopi yang kualitas bagus dengan kopi yang kualitasnya kurang bagus, belajar roasting, belajar menjadi barista dan belajar mengasah insting untuk membedakan rasa ketika menikmati kopi dengan varietas berbeda.

"Proses belajar tidak pernah berhenti, saya sangat senang kalau ketemu dengan seseorang yang juga mencintai kopi dan mau berbagi pengalamannya tentang kopi. Dengan cara itu, saya bisa update informasi dan menambah pengetahuan tentang kopi. Dari proses belajar ini saya semakin mengenal kopi dan tidak seperti anggapan banyak orang, bahwa minum kopi apa saja rasanya tetap sama. Ternayata kopi itu mempunyai rasa yang beragam," tandas Harris.

Harris Hartanto - Pemilik Coffeenatics foto dok. pribadi
Harris Hartanto - Pemilik Coffeenatics foto dok. pribadi
Coffeenatics yang ia bangun dengan Norita Chai sebagai Head Barista dipenghujung tahun 2015 lalu tidak langsung diserbu konsumen atau diminati banyak kalangan. Karena, penikmat kopi itu hanya orang-orang tertentu saja, itu sebabnya Coffeenatics tidak lantas jor-joran pasang iklan di media massa cetak atau elektronik.

"Daripada kita jor-joran pasang iklan, mending kita belajar dan belajar terus untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang kopi, termasuk mengenal tanamannya. Dengan meningkatkan pengetahuan di bidang kopi, kita bisa berbagi informasi kepada konsumen yang datang dan bertanya kepada kita," kata Harris.

Pemilihan nama Coffeenatics adalah singkatan dari Coffee Fanatics.  Karena,  kata Harris sejak di Australia ia dan Norita sudah sangat fanatik dengan kopi dan ingin tahu lebih banyak tentang kopi. Harris juga tidak mau dianggap sebagai orang hanya ikut-ikutan mengenal kopi.

Karena keseriusannya berbisnis kedai kopi, Haris Hartanto juga sering diundang jadi pembicara di beberapa kota (Bali, Surabaya, Jakarta dan Medan)  dengan topik utama tentang kopi dan bagaimana ia membangun usaha kedai kopi. Beberapa event dan pameran juga sering diikuti.

Tahun ini (Februari 2019) Coffeenatics akan mengikuti salah satu acara expo di Melbourne untuk mempromosikan kopi Indonesia, khususnya kopi Sumatera. Kopi hasil racikan Coffeenatics juga sudah banyak yang dikirim ke berbagai negara.

Selain menyediakan kopi, Coffeenatics juga menyajikan aneka kue dan makanan foto dok. pribadi
Selain menyediakan kopi, Coffeenatics juga menyajikan aneka kue dan makanan foto dok. pribadi
Sambil menyeruput Coffee Late dingin yang sudah dikemas sedemikian rupa dalam botol unik, saya melihat sekeliling ruangan tempat kami berbincang. Benar-benar mengusung konsep sebuah kedai kopi yang dipadupadankan dengan desain kekinian, desain klasik yang mengesankan kenyamanan bagi orang-orang yang duduk sekadar menikmati secangkir kopi hasil racikan Head Barista Norita Chai.

Satu hal yang berbeda di kedai kopi ini adalah karyawannya benar-benar dibekali dengan pengetahuan tentang kopi. Paling tidak karyawan yang bekerja di lini depan bisa memberikan penjelasan kepada konsumen, kalau pun akhirnya konsumen kurang puas,  maka barista yang turun tangan dan memberikan penjelasan.

"Saya selalu tanamkan kepada karyawan, jangan pernah bicara kopi kalau belum mengenal tanaman kopi.  Karena, masih saja ada masyarakat kita yang menganggap rasa kopi itu sama saja. Dan kita harus mempunyaii ilmu untuk menjelaskan ternyata rasa kopi itu beragam dan alasan dibalik ke unikan tersebut," pungkasnya.

Sejak pemerintah serius mengenalkan kopi Indonesia ke dunia Internasional,  beberapa barista, pencinta kopi dan pebisnis kopi mulai bangkit dan semakin termotivasi. Harris juga tidak mau ketinggalan, untuk mendapatkan kopi terbaik yang disajikan di kedainya, ia rela turun ke ladang kopi di Aceh dan Simalungun. Beberapa dari petani di Simalungun sudah didampingi dan diberi sedikit bekal pengetahuan untuk menghasilkan kopi unggulan.

Kopi yang disajikan Coffeenatics rasanya khas dan diolah sendiri foto dok. pribadi
Kopi yang disajikan Coffeenatics rasanya khas dan diolah sendiri foto dok. pribadi
"Kopi yang kita sajikan di kedai ini adalah hasil dari dampingan kita. Mulai dari biji mentah, kemudian kita roasting sampai akhirnya menjadi biji kopi siap disajikan. Hampir 80 persen kopi yang kita sajikan adalah kopi Sumatera, 10 persen kopi Jawa atau daerah lainnya,  kemudian 10 persen lagi kita menyajikan kopi dari luar negeri," jelasnya.

Selain menyajikan beberapa jenis minuman selain kopi, Coffeenatics juga menyediakan beberapa jenis makanan dan kue. Konsumen yang datang belakangan ini semakin beragam. Tapi dominan yang datang ke kedai ini adalah benar-benar penikmat kopi dan ingin mengenal kopi lebih jauh.

Dalam kesehariannya sebagai pemilik kedai, Harris yang juga pemegang kualifikasi sebagai CQI Q Grader & SCA Roaster tidak pelit dalam berbagi ilmu. Beberapa acara training dan edukasi digelar di Coffeenatics secara gratis untuk pencinta kopi, kerja sama dengan beberapa lembaga untuk lebih memasyarakatkan kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun