Satu hal yang berbeda di kedai kopi ini adalah karyawannya benar-benar dibekali dengan pengetahuan tentang kopi. Paling tidak karyawan yang bekerja di lini depan bisa memberikan penjelasan kepada konsumen, kalau pun akhirnya konsumen kurang puas, Â maka barista yang turun tangan dan memberikan penjelasan.
"Saya selalu tanamkan kepada karyawan, jangan pernah bicara kopi kalau belum mengenal tanaman kopi. Â Karena, masih saja ada masyarakat kita yang menganggap rasa kopi itu sama saja. Dan kita harus mempunyaii ilmu untuk menjelaskan ternyata rasa kopi itu beragam dan alasan dibalik ke unikan tersebut," pungkasnya.
Sejak pemerintah serius mengenalkan kopi Indonesia ke dunia Internasional, Â beberapa barista, pencinta kopi dan pebisnis kopi mulai bangkit dan semakin termotivasi. Harris juga tidak mau ketinggalan, untuk mendapatkan kopi terbaik yang disajikan di kedainya, ia rela turun ke ladang kopi di Aceh dan Simalungun. Beberapa dari petani di Simalungun sudah didampingi dan diberi sedikit bekal pengetahuan untuk menghasilkan kopi unggulan.
Selain menyajikan beberapa jenis minuman selain kopi, Coffeenatics juga menyediakan beberapa jenis makanan dan kue. Konsumen yang datang belakangan ini semakin beragam. Tapi dominan yang datang ke kedai ini adalah benar-benar penikmat kopi dan ingin mengenal kopi lebih jauh.
Dalam kesehariannya sebagai pemilik kedai, Harris yang juga pemegang kualifikasi sebagai CQI Q Grader & SCA Roaster tidak pelit dalam berbagi ilmu. Beberapa acara training dan edukasi digelar di Coffeenatics secara gratis untuk pencinta kopi, kerja sama dengan beberapa lembaga untuk lebih memasyarakatkan kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H