3. Â Pemasangan mulsa
Setelah bedengan selesai, kami mulai memasang mulsa di setiap bedengan, Pemasangan mulsa ini berguna untuk melindungi tanah dari erosi tanah,  pengikisan tanah dan menghalangi perkembangan gulma dan hama. setelah pemasangan mulsa selesai  kami melanjutkan dengan memberikan jarak tanam antara timun dan sawi pagoda, Jarak tanam yang diberikan yaitu 30x30, Pemberian jarak tanam berfungsi untuk memastikan tanaman untuk berkembang dan menghindari persaingan cahaya matahari, unsur hara dan air antara tanaman timun dan sawi pagoda. Â
4. Penanaman bibit sawi pagoda dan penyemaian benih Timun
Setelah pemasangan mulsa selesai, kami melanjutkan untuk mulai menanam sawi pagoda dan penyemaian biji timun dengan jarak tanaman yang sudah ditentukan. Kami menanam dengan pola bersilang, benih timun diletakkan pada lobang ditengah sedangkan tanaman sawi pagoda di kiri dan kanan. Ada total 560 Bibit pagoda dan 120 benih timun yang kami tanam
5. Perawatan tanaman
setelah penanaman dan penyemaian selesai, kami juga tidak lupa untuk melakukan perawatan tanaman. Kami rutin melakukan penyiraman 2 kali sehari pagi dan sore. Hal ini dilakukan untuk memastikan air yang cukup untuk tanaman melakukan fotosintesis dan tumbuh berkembang. Kami juga melakukan penyulaman tiap 1 kali seminggu pada tanaman yang mati atau terkena hama untuk memastikan pertumbuhan sawi pagoda dan timun merata di setiap bedengan.
6. Penggunaan sistem hidroponik dan media lahan
Kami juga mempraktikkan sistem hidroponik di Green House pada tanaman sawi pagoda. Hasil dari penanam dua metode itu menunjukkan bahwa penanaman dengan metode media tanah/lahan memberikan sawi pagoda yang lebih cepat tumbuh daripada sistem hidroponik, Meskipun keduanya sama-sama memberikan hasil yang baik.