Koperasi perlu fokus usaha koperasi itu sendiri. Sekarang dengan perdagangan bebas, koperasi didorong untuk memasuki sektor ril, sehingga ada istilah koperasi sektor ril.
MENGGESER MINDSET
Mulailah kita menggeser mindset bahwa koperasi itu cakupan usahanya lebih luas daripada bentuk perusahaan manapun, bukan sekadar uang dan uang.Â
Koperasi tetaplah berbasis manusia, bukan modal. Ada dulu kumpulan manusianya baru bergotong royong mengumpulkan modal untuk usaha (simpan pinjam, perdagangan barang/jasa).
Saat ini koperasi ada 5 jenis (Produsen, Konsumen, Jasa, Pemasaran dan Simpan Pinjam). Untuk lebih mudah memahaminya, kita kelompokkan dalam 2 bagian besar yaitu 1. Koperasi Sektor Riil (barang dan jasa) atau 2. Koperasi Non Jasa Keuangan: produsen, konsumen, jasa, dan pemasaran.Â
- Koperasi Non Jasa Keuangan/Sektor Ril, ditilik dari produknya, maka fokus pada perdagangan barang dan jasa (flow of good), yang dapat menggunakan marketplace (e-commerce). Fokusnya perdagangan barang dan jasa, bukan transaksi keuangan
- Koperasi Sektor Jasa Keuangan, yaitu simpan pinjam yang kegiatannya fokus pada aliran uang (flow of money)
Jadi kepada generasi yang baru kenal koperasi dan dalam mindset-nya masih berpikir koperasi adalah simpan pinjam, makin jelas bahwa koperasi dapat berusaha dalam berbagai sektor. Koperasi tidak bersaing bersaing dengan Bank dan jasa keuangan lainnya, namun berkolaborasi.
KOPERASI SEKTOR RIL
Era sekarang koperasi sektor ril yang harus didorong, di mana anggotanya adalah para pengusaha UMKM (Mikro, Kecil, Menengah). Kalau usaha Besar lebih suka mendirikan Perusahaan Terbatas (PT) karena pasti sumber dayA dan modalnya memang besar. Nah yg UMKM didorong berkoperasi agar sumber pendanaanya berasal dari kumpulan oanggota yang nota bene adalah UMKM.Â
Koperasi yang sesungguhnya harus mandiri dengan kekuatan permodalan sendiri, tidak tergantung dengan bank. Perbankan tetaplah mitra koperasi, bukan saingan. Koperasi perlu berkolaborasi dengan Bank untuk memperluas ekosistem, bukan mau pinjam uang.
Bagaimanapun untuk keberlanjutan (sustainability) adopsi teknologi seperti omnichannel pada koperasi tidak akan terhindari. Menghindar atau mati. Yang tidak boleh berubah dalah jati diri, nilai-nilai dan filosofi koperasi.Â
Apapun mesin dan platformnya, koperasi tetaplah usaha bersama dan gotong royong. Karena berbasis manusia, makan yang utama adalah manusianya, bukan teknologinya. Namun jika manusianya tidak ingin berubah lebih baik dan jangka panjang, maka yang terjadi adalah jangka pendek: mati.Â