DASAR kekeluargaan itulah dasar hubungan istimewa pada koperasi. Di sini tidak ada majikan dan buruh, melainkan usaha bersama dian tara  yang sama kepentingan dan tujuannya (DR.Drs. H. Mohammad Hatta, Bapak Koperasi Indonesia).
Di depan komputer tuanya, Poltak memutuskan membuat skripsi  berjudul  "Peranan Koperasi Mahasiswa Dalam Membentuk Jiwa Entrepreneur ". Judul yang nampaknya kurang membumi  tapi Poltak merasa judul itu "gue banget".Â
Sebelumnya , topik skripsi Poltak tentang Perbankan karena dia bercita-cita ingin jadi Bankir dan suatu saat menjadi Dirut Bank Poltak. Siapa tau dari koperasi digital dia bisa mendirikan Bank Digital, heheh...Bolak balik ke Perpustakaan dan googling tentang perkembangan koperasi,  Poltak memutuskan  merubah topik skripsi, sekalian nanti belajar praktek mengelola koperasi atau mendirikan start up berbadan hukum koperasi.
ALASAN PENDIRIAN
Asas kekeluargaan dan gotong royong yang dicetuskan Bung Hatta, bapak Koperasi menurut Poltak memang hebat dan makin relevan dengan kemajuan teknolgi informasi. Â
Poltak berterima kasih, Â Uang Rp 1.000.000 yang pernah dipinjamnya dari KOPMA, yang membuat dia bisa melanjutkan kuliah semester ini, Â berasal dari banyak anggota, gotong royong simpanan pokok dan simpanan wajib.Â
Paling tidak berasal dari 100 orang jika simpanan wajib KOPMA Rp 10.000. Poltak berjanji  mencicil Rp 50.000 per bulan + jasa atau 20 bulan. Pinjam, berarti harus dikembalikan. Dalam benak Poltak ingin jadi pengeloa Koperasi, syukur kalau jadi Ketua, karena :
- Asas Koperasi sangat cocok dengan sifat gotong royong orang Indonesia
- Koperasi dapat mensejahterakan Anggota
- Bidang usaha koperasi makin bervariasi, bukan simpan pinjam saja
- Modal koperasi tidak sebesar mendirikan Pereroran Terbatas (PT)
- Koperasi dapat didirikan 9 orang
- Izin Koperasi dari Dinas Koperasi (Kemenkopukm)
- Pemerintah sangat mendukung ekonomi kerakyatan melalui Koperasi
- Koperasi dapat dioperasikan secara hybrid, konvensional dan digital
- Koperasi masih dikuasai orang tua dan kurang diminati anak muda (milenial)
Poltak makin banyak referensi tentang koperasi baik yang konvensional dan digital . Bolak balik ke kantor KOPMA, mengamati dan berdiskusi dengan Pengurus Koperasi yang kadang tidak di tempat karena sibuk kuliah atau melayani usaha fotokopi, makin membuat semangat  ingin berkair di dunia  Koperasi.
Pikir Poltak, ini kan sama saja dengan memulai usaha (start up), cuma bidangnya koperasi. Pendiriannya juga tidak sendiri-sendiri, tetapi beramai-ramai. Apakah nanti menjadi Pengurus Koperasi KOPMA yang ada saat ini, atau mendirikan Koperasi baru bersama teman-teman yang punya visi yang sama tentang koperasi.Â
Berkonsultasi dengan dosen ekonomi, yang mengajarkan teori koperasi justru membuatnya terheran-heran karena dosennya belum pernah menjadi anggota Koperasi sehingga kelihatan tidak ansusias.Â