Mohon tunggu...
James Mansula
James Mansula Mohon Tunggu... Guru - Teaching is Passion, is not a Job

Guru Geografi, Alumni SM-3T, Alumni PPG SM-3T, Bigreds Regional Kupang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Blog Rangkuman Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

22 Oktober 2024   16:19 Diperbarui: 22 Oktober 2024   16:58 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya James Gerson Mansula, Calon Guru Penggerak Angkatan 11 dari SMA Negeri Bolan Kabupaten Malaka. Berikut ini saya akan memaparkan Koneksi antar Materi Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Kesimpulan ini akan saya jawab berdasarkan panduan pertanyaan yang ada pada LMS.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka yang terdiri dari Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani menjadi pedoman penting seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang pemimpin harus memberikan teladan dalam pengambilan sebuah keputusan. Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin harus memberikan keteladanan bagi bawahannya dengan menerapkan nilai-nilai kebajikan misalnya kejujuran dan integritas tinggi. Seorang pemimpin sedapat mungkin mempertimbangkan dengan matang, mendengarkan masukan orang lain dan mengambil keputusan yang rasional. Seorang pemimpin juga harus memberikan motivasi dan dukungan kepada orang lain untuk dapat memberikan masukan ataupun terlibat dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai --nilai yang dianut sejak kecil, memberikan pandangan kepada kita tentang mana yang baik dan yang buruk. Nilai-nilai itu akhirnya menjadi prinsip hidup pribadi yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Prinsip ini yang menjadi pedoman untuk mengarahkan, mempertimbangkan dan mengambil keputusan sehingga tidak bertentangan dengan niai-nilai yang kita percayai sejak kecil.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam pengambilan keputusan, tentunya akan sangat sulit bagi orang yang masih awam. Akan berbeda dengan orang telah berpengalaman menjadi pemimpin dan terbiasa mengambil keputusan atas suatu persoalan yang terjadi.

Jika seseorang masih ragu dalam mengambil keputusan, bisa dibantu dengan pelaksanaan proses coaching. Proses coaching membuat coachee mengembangkan ide-ide yang lebih kreatif sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Tentunya akan banyak opsi-opsi untuk pengambilan keputusan. Coachee dapat menilai pilihan mana yang paling tepat dengan resiko yang paling minim.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kematangan kompetensi sosial dan emosional seseorang, dapat membantunya untuk mengenali potensi diri, membangun relasi yang baik dengan sesama, empati terhadap orang lain dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Orang yang memiliki kematangan sosial emosional ditambah lagi dengan pengalaman, akan membantunya untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan walaupun masalah yang dihadapi adalah benar melawan benar (dilema etika).

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus membantu pendidik untuk belajar mengidentifikasi, menganalisis, kemudian membedakan antara dilema etika/ bujukan moral dan pada akhirnya dapat mengambil keputusan yang lebih bijak. Keputusan yang diambil tentunya mengutamakan  kepentingan murid dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Dalam menghadapi dilema etika atau bujukan moral, seorang pendidik akan mengambil keputusan yang berpegang teguh pada nilai-nilai yang ada pada dirinya.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Keputusan yang diambil oleh seorang pendidik tentunya harus berpihak pada murid dan sesuai dengan nila-nilai kebajikan. Keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Ini disebabkan karena sebagian besar manusia memiliki nilai-nilai kebajikan yang sama sehingga saling mendukung satu sama lain.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika adalah keputusan orang yang lebih tua dianggap paling tepat sehingga terkadang jarang meminta masukan dari yang lebih muda. Terkadang keputusan yang diambil karena terjebak dengan situasi sehingga hanya jangka pendek, tanpa memikirkan dampak jangka panjang.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengajaran yang memerdekakan murid dapat kita capai dengan pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan pembelajaran sosial emosional. Keberhasilan pembelajaran ini tentunya tergantung dari keputusan seorang pendidik untuk melaksanakannya. Keputusan seorang pendidik untuk menggunakan berbagai media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar murid, menggunakan model pembelajaran interaktif dan produk belajar yang variatif, akan sangat membantu murid dalam belajar. Selain itu, keputusan seorang pendidik untuk melaksanakan pembelajaran sosial emosional murid tentunya akan sangat membantu murid untuk mengenal potensinya, membangun empati dan relasi dengan sesama dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang sehingga dapat mempengaruhi masa depan muridnya. Keputusan yang dibuat tentunya harus mengutamakan kepentingan murid dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan sehingga pada akhirnya akan berdampak lansung pada murid.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Seorang pemimpin pembelajaran harus mengambil keputusan tepat dalam menghadapi persoalan terutama yang berhubungan dengan dilema etika. Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelajaran harus berpihak murid sesuai dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal sehingga dapat diterima banyak orang.

Pemimpin pembelajaran juga harus matang secara sosial emosional sehingga dapat menimbang dan mengambil keputusan dengan bijak. Jika menemui kendala atau kesulitan dalam pengambilan keputusan, ketrampilan coaching dapat membantu sehingga dapat menemukan ide-ide kreatif sebagai opsi untuk menentukan keputusan yang tepat.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Lewat modul 3.1 ini, saya dapat membedakan dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika terjadi apabila keadaan benar melawan benar, sedangkan bujukan moral ketika benar melawan salah. Dilema etika terjadi dengan 4 paradigma yakni individu melawan kelompok, rasa keadilan melawan rasa kasihan, kebenaran melawan kesetiaan dan jangka pendek melawan jangka panjang. Kemudian 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis rasa peduli, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis hasil akhir. Kemudian untuk menguji keputusan yang diambil, dapat dilakukan dengan menggunakan 9 langkah.

Selama ini saya berpikir bahwa dalam mengambil keputusan, saya hanya spontan. Ternyata keputusan yang saya ambil sangat terpengaruh dengan nilai-nilai kebajikan yang kita yakini.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah mengambil keputusan yang berhubungan dengan dilema etika. Tetapi sedikit berbeda dengan konsep yang ada pada modul. Saya banyak mengambuil keputusan karena rasa peduli dan empati sehingga sering mengesampingkan keadilan. Kemudian saya tidak pernah menguji keputusan yang saya ambil, biasanya hanya sebatas pertimbangan sesuai resiko yang paling kecil.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setalah  mempelajari dalam modul ini, saya dapat membedakan mana dilema etika dan bujukan moral sehingga dapat menyikapinya dengan baik. Saya dapat mengidentifikasi paradigm dilema etika, kemudian menerapkan prinsip dan pengujian terhadap keputusan yang diambil.

Dengan mempelajari modul ini, saya juga memiliki kompetensi yang baik untuk dapat mempertimbangkan berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan yang mengutamakan kepentingan murid dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai individu, modul ini sangat penting karena saya dapat mempelajari secara terstruktur proses pengambilan keputusan yang tepat. Proses belajar ini berguna bagi saya dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi.

Sebagai seorang pemimpin, modul ini sangat penting agar dapat mengambil keputusan yang tepat dengan memperhatikan kepentingan bawahan/ murid dan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan. Selain itu, keputusan yang diambil juga diuji terlebih dahulu sehingga dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.

Penulis :

James Gerson Mansula, S.Pd.,Gr

Guru Geografi SMA Negeri Bolan

CGP Angkatan 11 Kabupaten Malaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun